SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Headline

Nenek Buwat di Komis Sampang Tak Tesentuh Bantuan Pemerintah

Avatar
×

Nenek Buwat di Komis Sampang Tak Tesentuh Bantuan Pemerintah

Sebarkan artikel ini

SAMPANG, MaduraPost – Sungguh nasib yang dialami hidup sebatang kara Nenek Buwat (79) warga Dusun Komis, Desa Komis, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, bahkan rumahpun tidak layak huni dan selama hidupnya tak dapat bantuan dan perhatian dari Pemkab Sampang.

Sangat ironis, ambisi Bupati Sampang H Slamet Junaidi untuk menjadikan Sampang Hebat Bermartabat mungkin hanya isapan jempol semata. Karena masih banyak warga miskin yang luput dari perhatian pemerintahan Kabupaten Sampang.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Nenek Buwat menjadi salah satu potret kehidupan warga miskin di Kabupaten Sampang, hidup di bawah garis kemiskinan tentunya ia sangat membutuhkan perhatian dan bantuan dari pemerintah maupun swasta.

Selama bertahun-tahun nenek Buwat hidup tanpa bantuan pemerintah. Sudah seharusnya negera hadir karena sesuai Undang-Undang (UU), fakir miskin dan anak terlantar dipeliharan oleh negera. Sebagaimana amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34 ayat (1).

Baca Juga :  Tim Travel “Arek Lancor” Semarakkan Karnaval di Desa Dempo Timur

Untuk kebutuhan makan sehari-harinya nenek Buwat berprofesi sebagai pemulung tanpa didampingi seorang suami setelah kesetiaan cintanya putus karena panggilan tuhan dengan tanpa dikaruniai seorang anak.

Saat ditanya oleh awak media, Nenek Buwat mengatakan, bahwa untuk bertahan hidup, dirinya setiap hari harus mencari dan mengumpulkan sampah plastik demi sesuap nasi..

“Saya setiap hari mencari dan mengumpulkan sampah plastik kemudian dijual untuk kebutuhan sehari hari,” katanya dengan pipi yang sudah mengeriput, Minggu (03/01/2021).

Menurutnya, mencari sampah plastik adalah salah satu cara demi mempertahankan hidup semenjak ditinggal suami tercintanya.

Baca Juga :  Warga Bangkalan Kembali Digegerkan Dengan Penemuan Mayat Tanpa Identitas

“Sudah puluhan tahun saya ditinggal suami dan semenjak itulah saya mencari sampah plastik, walaupun hasilnya tak seberapa yang penting halal dan berkah,” tuturnya.

Tak hanya itu, nenek Buwat mengharap bantuan dari Pemerintah Kabupaten Sampang untuk membantu memperbaiki rumahnya yang sudah tidak layak huni.

“Seperti ini keadaan rumah yang saya tempati setiap hari, tak ada penerang lampu bahkan atap rumah pun bocor,” keluhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Komis, Ach Slamet saat dikonfirmasi membenarkan jika keadaan nenek Buwat sangat memprihatikan apalagi rumah yang ditempati penuh dengan sampah.

“Benar mas, keadaannya sangat memprihatinkan, seorang janda tua yang hidup sebatang kara dan demi mempertahankan hidupnya penuh dengan perjuangan,” ujarnya.

Baca Juga :  Tak Layak di Jantung Kota, Pasar Srimangunan Akan Dipindahkan ke Pasar Margalela Satu

Menurutnya, nenek Buwat merupakan salah satu masyarakat yang terdata sebagai penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD).

“Semenjak saya jadi kades, saya mengetahui keberadaan beliau namun sebelum ada BLT DD setiap bulan saya rutin membantu beliau dari sembako maupun uang tunai untuk meringankan beban hidupnya,” akunya.

Disinggung soal rumah yang tak layak huni, pihaknya mengaku telah dua kali mengajukan kepada Pemerintah untuk mendapatkan bantuan bedah rumah.

“Dua kali sudah saya ajukan, pertama memohon kepada Koramil dan tahun kemarin langsung ke Dinas yang menangani, tapi sampai saat ini belum ada titik temu,” pungkasnya.

(Mp/man) 

Baca berita lainya di Google News atau gabung grup WhatsApp sekarang juga!

Konten di bawah ini disajikan oleh advertnative. Redaksi Madura Post tidak terlibat dalam materi konten ini.