SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Berita

Cara Pemkab Sumenep Jaga Lingkungan dari Sampah, Ada Program Ini di Sekolah

Avatar
×

Cara Pemkab Sumenep Jaga Lingkungan dari Sampah, Ada Program Ini di Sekolah

Sebarkan artikel ini
WAWANCARA. Kepala DLH Sumenep, Arif Susanto, saat diwawancara MaduraPost di kantornya. (M.Hendra.E/MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, saat ini memiliki program Sedekah Sampah dan Beasiswa Sampah.

Melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumenep, program tersebut masif dikampanyekan ke setiap sekolah demi menjaga kebersihan lingkungan dari sampah.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kepala DLH Sumenep, Arif Susanto mengungkapkan, bahwa pembuangan sampah dan pengurangan sampah plastik terus disisir setiap harinya.

Lokasinya bermacam-macam, mulai dari pasar, sekolah-sekolah, taman, dan lokasi strategis lainnya.

“Terkait kebersihan kami terus melaksanakan edukasi kepada masyarakat dan keliling ke semua lokasi,” kata Arif pada MaduraPost, Rabu (24/4).

Pihaknya mengaku bahwa telah bekerjasama dengan pihak sekolah untuk mengurangi keberadaan sampah plastik.

Salah satunya mengurangi adanya botol plastik setiap harinya. Saat ini, di akui Arif, bahwa ada sejumlah sekolah yang menjadi binaan DLH Sumenep.

Kegiatan tersebut sudah menjadi program prioritas dan diberi nama Sedekah Sampah dan Beasiswa Sampah.

Baca Juga :  Bangga Bawa Pulang Medali Perak ke Sumenep, Atlet Catur tak Dapat Perhatian Pemkab

“Sampah plastik yang ada di sekolah-sekolah kita beli dan kita kelola di DLH, kemudian kita ganti dengan uang per-semester,” kata Arif mengungkapkan.

Akumulasi uang yang diterima sekolah nantinya tergantung dari banyaknya sampah yang disetorkan kepada DLH Sumenep.

“Jadi pendapatannya tiap sekolah itu tidak sama nantinya. Jadi, uang tersebut nanti akan dikelola oleh pihak sekolah,” ujar Arif.

Sebab itu, ia menilai bahwa sampah tersebut menjadi sedekah bagi para siswa sekaligus menjadi beasiswa bagi mereka.

Pihaknya menjelaskan, adanya program itu menjadi embrio terbentuknya bank sampah di sekolah. Di mana, program tersebut sudah berjalan sejak tahun 2022 lalu.

Di samping itu, DLH Sumenep juga getol mengkampanyekan soal kebersihan lingkungan.

Arif mengaku, para personelnya langsung door to door turun ke setiap desa dan sekolah hingga lokasi lainnya.

Baca Juga :  Pesan Haru Kapolsek Sokobanah Sampang Dalam Acara Pisah Sambut

“Kami berharap terus bisa berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan. Secara berjenjang nanti kita akan datang ke setiap sekolah untuk memberikan edukasi soal sampah,” jelas Arif.

Kemudian, ada cara edukasi mengolah sampah plastik dengan sederhana. Jadi, pihaknya akan melakukan kerjasama dengan pabrikan dalam rangka pengelolaan sampah yang benar.

“Semoga ini bisa diikuti oleh semua sekolah dan meneruskan ke bawah dan menjadi budaya sekolah,” pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo mengatakan, persoalan sampah bukan hanya persoalan di Kabupaten Sumenep, namun juga menjadi persoalan di Madura pada umumnya.

Itu karenanya, kehadiran Pemkab Sumenep telah bekerjasama dengan investor dari Jepang yang nanti akan mampu mengelola sampah menjadi hal bermanfaat bagi masyarakat.

“Ketika persoalan sampah ini bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat, karena nantinya akan dikelola menjadi bio solar, baterai, walpaper dan lainnya. Disinilah nilai ekonomisnya bagi Kabupaten Sumenep” kata Bupati Fauzi.

Baca Juga :  Bupati Bangkalan Tidak Berkutik Dihadapan Warga, Pasca Penutupan TPA

Selain itu, menurutnya persoalan sampah selama ini merupakan persoalan yang memang jadi salah satu perhatian pemerintah.

Sehingga, dengan adanya investasi dari Jepang yang masuk akan menjadi hal yang sangat penting dalam persoalan karbon yang ada.

“Ini juga akan menjadi bagian dari pengembangan green ekonomi atau ruang hijau di Kabupaten Sumenep, sebab hasil dari pengolahan sampah ini nanti juga akan di ekspor keluarga negeri disamping untuk pemanfaatan di negara kita sendiri” kata Bupati Fauzi menegaskan.

Saat ini, kebutuhan pemanfaatan sampah oleh investor dari Jepang itu sendiri diperkirakan mencapai 100 ton per bulannya.

Sebab itu, dirinya akan mengajak seluruh kabupaten lain di Madura untuk ikut andil dalam persoalan ini, sebab persoalan sampah merupakan persoalan di pulau madura, tidak hanya di Sumenep saja.***

Baca berita lainya di Google News atau gabung grup WhatsApp sekarang juga!

Konten di bawah ini disajikan oleh advertnative. Redaksi Madura Post tidak terlibat dalam materi konten ini.