SUMENEP, MaduraPost – Polemik rekrutmen staf Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang diduga syarat kepentingan mencuat di Puskesmas Masalembu, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Hasil informasi yang dihimpun media ini, seorang bidan berinisial K diangkat menjadi staf BLUD meski diduga tidak memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang menjadi syarat utama dalam profesinya.
Pengangkatan ini memicu protes dari sejumlah pihak yang menilai keputusan tersebut tidak adil.
Menurut sumber terpercaya yang enggan disebutkan namanya menjelaskan pada MaduraPost, bawah K yang telah lama menjadi tenaga sukarelawan (sukwan) di Puskesmas Masalembu, selalu gagal lulus ujian STR.
Namun, ia tetap diikutkan dalam ujian BLUD dan akhirnya diangkat menjadi staf BLUD di bagian administrasi.
“K ini adalah bidan, tapi tidak punya STR. Selama ini ia selalu gagal dalam ujian STR. Anehnya, ia justru diangkat menjadi staf BLUD administrasi di Puskesmas Masalembu,” ungkap sumber tersebut, Selasa (29/11).
Kondisi ini kontras dengan nasib inisial J, seorang lulusan D3 Rekam Medis yang telah lima tahun mengabdi sebagai sukwan di bagian administrasi puskesmas tersebut.
J diduga tidak diikutkan dalam proses seleksi BLUD oleh Kepala Puskesmas Masalembu, Dian Maharanny, sehingga tidak diangkat menjadi staf BLUD.
“Ini aneh, ada lulusan D3 Rekam Medis yang lebih kompeten tapi tidak diangkat, sementara yang menggantikan posisinya adalah orang yang tidak punya keahlian di bidang rekam medis,” tambah sumber ini.
Sebagai informasi, seluruh puskesmas di Kabupaten Sumenep kini diwajibkan menerapkan sistem BLUD.
Dalam regulasi yang ada, semua tenaga sukwan diwajibkan mengikuti seleksi untuk menjadi staf BLUD.
Proses seleksi meliputi ujian tulis, wawancara, dan tes lainnya. Namun, J merasa dirinya sengaja dikesampingkan.
“J merasa tidak diperhitungkan di sini. Kepala Puskesmas sepertinya memang ingin menggeser posisi J,” kata sumber ini seperti yang disampaikan J padanya.
Saat dikonfirmasi terpisah, Kepala Puskesmas Masalembu, Dian Maharanny, belum merespon. Sebab saat dilakukan upaya wawancara oleh MaduraPost tidak di angkat meski nada tunggu teleponnya berdering.
Media ini juga melakukan upaya konfirmasi melalui perpesanan singkat aplikasi WhatsApp kepada Kepala Puskesmas Masalembu, Dian Maharanny, sayangnya belum juga membuahkan hasil alias tidak direspon.
Sementara dari hasil keterangan narasumber terpercaya kepada media ini, ia sempat menirukan apa yang menjadi keluhan J.
Di mana, J membeberkan pada dirinya apabila Kepala Puskesmas Masalembu, Dian Maharanny, sempat menyatakan bahwa tidak sedang membutuhkan tambahan staf BLUD.
Pernyataan ini menimbulkan kebingungan, mengingat K justru baru saja diangkat sebagai staf BLUD.
Kasus ini tentu menyoroti pentingnya transparansi dalam proses seleksi kepegawaian, terutama dalam institusi publik seperti puskesmas.***