FEATURES, MaduraPost – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, berlangsung khidmat dan meriah.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, halaman kantor Bupati Sumenep menjadi pusat perayaan. Namun, ada nuansa berbeda kali ini, para pejabat diwajibkan mengenakan busana adat nusantara sebagai bentuk penghormatan terhadap keberagaman budaya bangsa.
Di antara deretan tamu undangan yang hadir, sosok Hizbul Wathan, Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten (Setdakab) Sumenep, menarik perhatian.
Dengan balutan busana adat Bali lengkap, ia tampil penuh percaya diri. Pakaian tradisional itu dipadukan dengan senyum hangat khasnya, menjadikan momen HUT RI tahun ini lebih berwarna.
“Pakaian adat adalah simbol kekayaan bangsa. Saya merasa bangga bisa mengenakan busana Bali, karena ini bagian dari pesan bahwa Indonesia itu indah dalam keberagamannya,” ujar Wathan usai mengikuti prosesi upacara, Minggu (17/8).
Jejak Hidup Putra Pulau Sapudi
Hizbul Wathan lahir di Pulau Sapudi, tepatnya di Desa Gayam, pada 16 April 1980. Kehidupannya yang sederhana di pulau terpencil membentuk karakter kuat dalam dirinya.
Anak kampung yang tumbuh dengan nilai kejujuran, gotong royong, dan kesederhanaan itu kini dipercaya memegang amanah penting di lingkungan pemerintahan Kabupaten Sumenep.
Perjalanan kariernya tak selalu mudah. Namun ketekunan dan kedisiplinan membuatnya menapaki jalur birokrasi dengan penuh konsistensi.
Posisi Kabag Hukum yang kini ia emban merupakan bukti dedikasi panjangnya di dunia pelayanan publik.
“Bagi saya, tugas di pemerintahan bukan sekadar pekerjaan, melainkan pengabdian. Apa yang saya lakukan hari ini harus memberi manfaat, terutama bagi masyarakat Sumenep,” ucapnya.
Bersama Sang Istri, Melangkah Searah
Di balik sosok birokrat yang tegas, Hizbul Wathan dikenal sebagai suami yang penuh kasih. Ia menikah dengan Vety Zurrifatul Laily, perempuan kelahiran Sumenep, 28 September 1980.
Vety senantiasa mendampingi setiap langkah perjalanan Wathan, baik dalam suka maupun duka.
Momen HUT Kemerdekaan tahun ini pun terasa spesial, karena keduanya tampil berpasangan dengan busana adat yang anggun.
Vety memilih balutan kebaya modern dengan nuansa khas nusantara, lengkap dengan riasan sederhana namun elegan.
Senyuman mereka saat berbincang di sela acara seolah memperlihatkan keharmonisan rumah tangga yang sudah lama mereka bina.
“Bagi kami, kemerdekaan tidak hanya dirayakan dengan upacara. Lebih dari itu, merdeka berarti bisa menjaga keluarga, mengabdi pada bangsa, dan tetap bersyukur atas karunia Tuhan,” ungkap Vety sambil tersenyum.
Makna Kemerdekaan di Era Kini
Bagi Wathan, HUT ke-80 Kemerdekaan RI adalah momentum refleksi. Ia melihat bahwa generasi sekarang harus lebih menghargai perjuangan pendahulu.
Tidak hanya dengan mengenang, tetapi juga mewujudkannya dalam kerja nyata.
“Pejuang dulu mengangkat senjata, kita sekarang harus berjuang melawan kebodohan, kemiskinan, dan ketidakadilan. Itulah wujud kemerdekaan yang sesungguhnya,” tegasnya.
Keberanian mengenakan busana adat Bali di tengah perayaan di Sumenep, tanah kelahirannya di Madura, menjadi simbol komitmen Wathan terhadap persatuan.
Ia ingin menegaskan bahwa meski berasal dari pulau kecil, ia tetap bagian dari bangsa besar bernama Indonesia.
Menutup perbincangan dengan MaduraPost, Hizbul Wathan sempat menatap langit biru di atas alun-alun Sumenep, seolah tengah mengingat kampung halamannya di Pulau Sapudi.
“Bagi saya, kemerdekaan bukan hanya perayaan tahunan. Ini adalah amanah. Dari pulau kecil saya berangkat, kini diberi kesempatan mengabdi di kabupaten, dan suatu saat nanti semua ini akan kembali untuk rakyat. Selama nafas masih ada, saya ingin tetap bermanfaat bagi tanah kelahiran saya dan bangsa ini. Karena itu, kemerdekaan harus selalu kita isi dengan cinta, kerja, dan doa,” ucapnya dengan suara yang tenang namun penuh keyakinan.
Ucapan itu menegaskan bahwa sosok Hizbul Wathan bukan sekadar pejabat birokrasi. Ia adalah pribadi yang tumbuh dari akar budaya lokal, namun berpikir luas untuk kepentingan bangsa.
Bersama sang istri, Vety Zurrifatul Laily, ia terus melangkah, menjaga harmoni keluarga sekaligus menjalankan amanah negara.***
DISCLAIMER: Coretan Jurnalis MaduraPost untuk Kabag Hukum Setdakab Sumenep.






