Aku Ingin menJADI GURU

Avatar

- Jurnalis

Minggu, 16 Maret 2025 - 15:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penulis : Farid Aljuna (Guru SD)

Penulis : Farid Aljuna (Guru SD)

ARTIKEL, MaduraPost – Siapa sebenarnya yang pantas disebut sebagai Guru? Apakah semua orang yang memiliki profesi mengajar? Memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai guru? Atau siapapun yang mengajar murid dan menyampaikan beberapa bidang ilmu?

Beberapa pertanyaan ini seakan membangunkan saya yang tengah terlena dengan pekerjaan ini, datang ke sekolah, berdiri didepan kelas, mengajar sesuai jadwal, menjalankan kurikulum. Seolah kegiatan ini membuat saya merasa sebagai seorang guru.

Ketika wacana kurikulum baru muncul, maka kami berlomba untuk mencoba mempelajari, mendalami bahkan melakukan uji kaji sebagai eksperimen kesesuaian.

Hal ini mungkin persentasenya lebih tinggi dibandingkan ketika belajar mendalami kepribadian masing-masing siswa diawal pembelajaran sebagai bentuk transisi dari kelas sebelumnya. Ironisnya, upaya ini dianggap sebagai hasil akhir untuk memahami karakter siswa. Penggunaan asesmen diagnostik seolah menjadi gambaran akhir kemampuan siswa.

Sehebat itu guru, seketika menjadi psikoterapis, konselor atau bahkan sebagai dokter. Dengan analisa awal untuk menyiapkan obat berwujud metode atau teknik pembelajaran. Melalui cara yang beragam, seolah menjadi dosis terbaik.

Baca Juga :  Konseptual MBS Sebagai Bentuk Peningkatan Mutu Sekolah

Sebagai guru, dalam menjalankan pembelajaran setidaknya harus mengutamakan SOP, mengesampingkan kepolosan murid. Karena tujuan akhirnya adalah ketercapaian kurikulum. Secara linguistik berarti keadaan demikian dapat disebut sebagai seorang guru. Lalu kepantasan diri sebagai seorang guru apakah hanya cukup dengan mengajar sesuai kurikulum, keadaan ini membuat saya berpikir hanya sebagai robot pendidikan berlabel guru. Nama yang menjadi tempat persembunyian selama ini.

Awalnya menjadi pahlawan tanpa tanda jasa sangat membanggakan, munculnya kompensasi terhadap kontribusi guru membuat sebutan ini memudar. Kebijakan tunjangan profesi, seolah sebagai upaya mencapai kesejahteraan guru. Mirisnya kompensasi ini dianggap tidak memberikan perubahan terhadap kondisi pendidikan di Negeri ini. Konsepsi seorang guru hanya sebagai penonton pendidikan, bukan sebagai pelaku utama tujuan pendidikan.

Usaha dan upaya yang dilakukan juga seolah hanya mengejar kurikulum, bukan mengejar harapan siswa, memahami kepolosan masing-masing siswa, menyayangi siswa yang belum mampu memahami pembelajaran, menyediakan waktu lebih untuk membimbing siswa, bersedia secara totalitas atau menjadi guru secara kaffah.

Saya ingin menjadi guru yang tidak terbatas pada dinding kelas, yang hanya memperlakukan siswa sebagai peserta didik yang hanya diberikan pendidikan tanpa mempedulikan kebutuhannya. Ingin menjadi guru yang sebenarnya tanpa stereotip kepada siswa.

Baca Juga :  Dinsos P3A Sumenep Intens Lakukan Pembenahan DTKS

Saya ingin menjadi guru yang mengenal dengan siswanya, layaknya saya sebagai orang tua yang mengenal semua kepribadian anaknya.

Saya ingin menjadi guru yang berdaulat, yang memiliki orientasi kasih sayang kepada muridnya, dalam bentuk pemenuhan kebutuhan belajarnya terlepas dari sekedar kebutuhan akademik.

Saya tidak ingin menjadi guru yang merasa sebagai dewa pendidikan, berhak menilai siswa dengan persepsi kita sendiri, merasa memiliki daulah dikelas. Mengendalikan murid sebagai pion-pion untuk mematuhi yang difatwakan.

Saya tidak ingin menjadi guru yang hanya menjadikan standarisasi nilai untuk membedakan perlakuan terhadap siswa. Mengeksploitasi kelebihannya dan tidak mau terhadap kekurangannya.

Baca Juga :  Berikut Rangkuman 13 Amal Ketaatan di Bulan Ramadhan

Saya tidak ingin menjadi guru yang menjajah kemerdekaan siswa untuk mengungkapkan ketidaktahuannya yang seringkali menyita waktu kita.

Saya ingin menjadi guru, yang mengenalkan budaya lokal sebagai kekayaan Indonesia, sehingga siswa bangga menjadi bagian Indonesia, membuka pikirannya untuk ikut mengenalkan kearifan lokal dan mengurangi kegandrungannya terhadap budaya luar.

Saya ingin menjadi guru yang mampu membentuk ekosistem kekeluargaan, memotivasi siswa untuk senang berada di sekolah. Tanpa harus takut atau terbelenggu dengan tugas, PR, Ulangan atau asesmen yang membuat siswa berpikir keras sebelum melaksanakannya.

Saya ingin menjadi guru yang mampu menyibukkan diri untuk mengurus semua kebutuhan belajar siswa, mengeksplorasi potensinya, guru yang mampu memberikan kesempatan dan kesetaraan kepada setiap murid untuk berkembang sesuai kemampuannya.

Saya ingin menjadi guru yang mampu melepas belenggu “sekolah adalah penjara”, menjadi guru yang mampu mengeluarkan potensi bawaan pada siswa sesuai dengan pengertian dasar pendidikan.

Follow WhatsApp Channel madurapost.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kreativitas Pemuda: Dari Hobi Jadi Sumber Penghasilan
Keamanan Data dalam Digitalisasi Keuangan: Peluang atau Ancaman?
Kesehatan Mental Perempuan: Apa yang Harus Dilakukan?
Ancaman Kejahatan Digital bagi UMKM: Bagaimana Pelaku Usaha Bisa Bertahan?
BTN Bantah Tuduhan Skandal Kredit dan Penurunan Saham
Dinsos P3A Sumenep Intens Lakukan Pembenahan DTKS
Merdeka Belajar Bentuk Upaya Masif Membongkar Feodalistik Pendidikan
10 Psikologi Tentang Uang yang Bisa Mengubah Hidup Kita

Berita Terkait

Minggu, 16 Maret 2025 - 15:25 WIB

Aku Ingin menJADI GURU

Rabu, 19 Februari 2025 - 12:20 WIB

Kreativitas Pemuda: Dari Hobi Jadi Sumber Penghasilan

Rabu, 19 Februari 2025 - 10:24 WIB

Keamanan Data dalam Digitalisasi Keuangan: Peluang atau Ancaman?

Selasa, 18 Februari 2025 - 16:13 WIB

Kesehatan Mental Perempuan: Apa yang Harus Dilakukan?

Selasa, 18 Februari 2025 - 12:49 WIB

Ancaman Kejahatan Digital bagi UMKM: Bagaimana Pelaku Usaha Bisa Bertahan?

Berita Terbaru

ACARA. Owner Arinna Premium Hijab menerima buket bunga dari tamu undangan dalam acara Fashion Show The Journey of Modesty di Ball Room Hotel JW Marriott, Surabaya, 14 Mei 2025. (Istimewa for MaduraPost)

Berita

Arinna Premium Hijab Buka Cabang di Surabaya

Jumat, 16 Mei 2025 - 09:37 WIB