ARTIKEL, MaduraPost – Digitalisasi keuangan di Indonesia terus berkembang pesat, membawa kemudahan dalam transaksi dan akses layanan finansial.
Namun, seiring kemajuan ini, ancaman terhadap keamanan data semakin meningkat. Banyak kasus kebocoran data dan serangan siber yang menunjukkan bahwa sistem keamanan di sektor keuangan masih perlu diperkuat.
Peluang Digitalisasi Keuangan
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Transformasi digital dalam keuangan menawarkan berbagai manfaat, seperti efisiensi operasional, kemudahan transaksi, dan inklusi keuangan yang lebih luas.
Teknologi seperti blockchain mampu meningkatkan transparansi dan keamanan data, sementara layanan perbankan digital memungkinkan akses bagi masyarakat yang sebelumnya sulit dijangkau oleh perbankan konvensional.
Di sisi lain, fintech dan bank digital semakin diminati karena kemudahan penggunaannya. Tren ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin percaya terhadap sistem keuangan berbasis digital, meskipun masih ada tantangan dalam hal regulasi dan perlindungan data pribadi.
Ancaman terhadap Keamanan Data
Meskipun menawarkan banyak manfaat, digitalisasi keuangan juga membuka celah bagi kejahatan siber. Dalam beberapa tahun terakhir, kasus kebocoran data pengguna layanan keuangan digital semakin meningkat.
Laporan dari berbagai sumber menunjukkan bahwa jutaan data pengguna di Indonesia telah mengalami pelanggaran akibat serangan siber.
Kasus seperti serangan terhadap Bank Syariah Indonesia (BSI), yang menyebabkan gangguan besar pada layanan mereka, membuktikan bahwa sistem keamanan perbankan masih rentan.
Selain itu, kejahatan seperti phishing, malware, dan pencurian identitas semakin marak terjadi, membuat nasabah rentan terhadap penyalahgunaan data mereka.
Upaya Penguatan Keamanan Data
Untuk mengatasi ancaman ini, pemerintah dan regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memperketat aturan terkait keamanan data di sektor keuangan.
Bank dan fintech diwajibkan untuk meningkatkan ketahanan siber mereka dengan sistem keamanan yang lebih canggih.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya perlindungan data pribadi dalam transaksi digital juga menjadi langkah penting.
Dengan meningkatnya kesadaran dan literasi digital, pengguna layanan keuangan dapat lebih berhati-hati dalam menjaga informasi pribadinya dari ancaman siber.
Kesimpulan
Digitalisasi keuangan memberikan peluang besar bagi kemudahan transaksi dan inklusi keuangan di Indonesia. Namun, tantangan terkait keamanan data tidak bisa diabaikan.
Perlindungan sistem keuangan digital harus menjadi prioritas bagi regulator, perusahaan, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem yang aman dan terpercaya.
Penulis: Rahman Maulana, Kader Aktif Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sekaligus Mahasiswa Pascasarjana magister manajemen universitas Ciputra Surabaya.