Ancaman dan Tekanan Ekonomi, Jurnalis Kian Sering Lakukan Swasensor

Avatar

- Jurnalis

Selasa, 11 Maret 2025 - 06:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ILUSTRASI: Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) mengungkapkan banyak jurnalis yang akhirnya melakukan swasensor karena khawatir akan dampak yang lebih besar terhadap pekerjaan mereka. (MaduraPost/DOK)

ILUSTRASI: Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) mengungkapkan banyak jurnalis yang akhirnya melakukan swasensor karena khawatir akan dampak yang lebih besar terhadap pekerjaan mereka. (MaduraPost/DOK)

PAMEKASAN, MaduraPost – Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Bayu Wardhana, menyoroti bahwa kekerasan terhadap jurnalis tidak hanya terjadi secara fisik, tetapi juga melalui intimidasi dan tekanan ekonomi.

Menurutnya, banyak jurnalis yang akhirnya melakukan swasensor karena khawatir akan dampak yang lebih besar terhadap pekerjaan mereka.

“Ada ancaman tidak langsung berupa pembatasan kerja sama media dengan pemerintah atau swasta jika mereka menerbitkan berita yang dianggap sensitif,” kata Bayu dalam peluncuran Indeks Keselamatan Jurnalis 2024 di Jakarta, Kamis (20/2/2025).

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Baca Juga :  Warga Desa Dasuk Laok Terima Bantuan Raskin Tiga Kali se-Tahun

“Karena itu, perlindungan terhadap jurnalis harus menjadi prioritas bersama agar kebebasan pers tetap terjaga,” tambahnya.

Laporan Indeks Keselamatan Jurnalis 2024 merupakan hasil kerja sama Yayasan TIFA bersama Populix dalam program Jurnalisme Aman.

Program ini digagas oleh Yayasan TIFA, Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN), dan Human Rights Working Group (HRWG) dengan dukungan dari Kedutaan Besar Belanda.

Baca Juga :  Dua Bocah Terseret Arus Sungai di Desa Prajjan Sampang 

Survei ini mengukur tingkat perlindungan jurnalis di Indonesia berdasarkan tiga pilar utama, yaitu Individu Jurnalis, Stakeholder Media, serta Peran Negara dan Regulasi.

Laporan ini mengungkap bahwa selain sensor dari pihak eksternal, banyak jurnalis yang secara sukarela melakukan swasensor untuk menghindari risiko, baik dalam bentuk tekanan politik, hukum, maupun ekonomi.

Hasil survei ini menjadi perhatian bagi berbagai pihak untuk memastikan kebebasan pers tetap terjaga dan jurnalis dapat bekerja tanpa rasa takut.***

Baca Juga :  Kebebasan Pers Terancam, Studi Ungkap Jurnalis Sering Alami Penyensoran

Follow WhatsApp Channel madurapost.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kuasa Hukum Aulia Rahman Desak Kejari Sampang Segera Eksekusi Putusan Inkrah
10 Tahun Rangkap Jabatan, Guru Sertifikasi di Pamekasan Tak Ditindak meski Sudah Dilaporkan!
Oknum PKL di Pamekasan Jadi Tersangka Intimidasi Jurnalis
Polres Pamekasan Ungkap 27 Kasus dalam Operasi Pekat Semeru 2025
Pembunuh Pria Pamekasan di Sokobanah Ditangkap, Warga Sampang Kini Jadi Tersangka 
Diduga Masalah Wanita, Pria Paruh Baya di Tamberu Daya Sampang Dibunuh
Kebebasan Pers Terancam, Studi Ungkap Jurnalis Sering Alami Penyensoran
Kapolres Pamekasan Buka Hotline, Ajak Warga Bersinergi Jaga Harkamtibmas

Berita Terkait

Rabu, 26 Maret 2025 - 11:52 WIB

Kuasa Hukum Aulia Rahman Desak Kejari Sampang Segera Eksekusi Putusan Inkrah

Minggu, 23 Maret 2025 - 07:59 WIB

10 Tahun Rangkap Jabatan, Guru Sertifikasi di Pamekasan Tak Ditindak meski Sudah Dilaporkan!

Minggu, 16 Maret 2025 - 12:18 WIB

Oknum PKL di Pamekasan Jadi Tersangka Intimidasi Jurnalis

Jumat, 14 Maret 2025 - 07:17 WIB

Polres Pamekasan Ungkap 27 Kasus dalam Operasi Pekat Semeru 2025

Selasa, 11 Maret 2025 - 14:44 WIB

Pembunuh Pria Pamekasan di Sokobanah Ditangkap, Warga Sampang Kini Jadi Tersangka 

Berita Terbaru

LOKASI. Potret Kantor ULP PLN Sumenep yang berlokasi di Jalan Urip Sumoharja, Mastasek, Pabian, Kecamatan Kota. (M.Hendra.E/MaduraPost)

Headline

Kasus Jailani Mandek, PLN Sumenep Bungkam dan Sibuk Berdalih

Rabu, 23 Apr 2025 - 21:01 WIB