PAMEKASAN, MaduraPost – Jika Anda penggemar Es Bubur Kacang Ijo, tentu tidak asing lagi dengan Abang Samhaji, penjual ramah yang selalu mengenakan topi blankon Jawa saat melayani pembeli.
Kedai Es Bubur Kacang Ijo milik Abang Samhaji ini terletak di sebelah selatan masjid Pasar Waru, Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan.
Sudah dua puluh tahun lamanya Abang Samhaji menjalankan bisnis ini, dan kini usahanya menjadi salah satu yang paling laris di wilayah pesisir utara Pamekasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Bisnis bubur kacang ijo ini tidak instan jadi. Meski hanya usaha rumahan, saya masih terus belajar dari orang lain yang sudah dianggap sebagai guru bisnis,” kata Samhaji kepada MaduraPost pada Sabtu (20/7).
Warga Desa Waru Barat ini engungkapkan bahwa perjalanan bisnisnya tidak selalu mulus. Banyak rintangan yang harus dihadapinya, mulai dari komposisi dan resep bahan yang kurang disukai pelanggan, hingga menjaga kualitas makanan agar rasa dan aroma tetap stabil.
“Kita kadang kewalahan dengan bahan seperti kacang ijo. Untuk sementara, kacang ijo yang bagus masih harus didatangkan dari luar Madura karena teksturnya lebih kenyal, sedangkan kacang ijo lokal masih sedikit kasar,” ungkapnya.
Selain itu, Abang Samhaji sempat meragukan adanya pengaruh mistis dalam bisnisnya. Namun, setelah merasakan sendiri, ia menyadari bahwa ada masa tiga bulan di mana bisnisnya sepi pelanggan.
“Pernah sampai tiga bulan bisnis saya sepi, tapi saya tetap ikhtiar dengan usaha dan keyakinan hati,” ujarnya dengan mantap.
Dua puluh tahun yang lalu, Abang Samhaji memulai bisnisnya dengan modal yang tidak seberapa. Bermodalkan keuletan dan semangat untuk mencukupi kebutuhan keluarga, ia merintis kedai kecil di rumahnya.
Seiring berjalannya waktu, Abang Samhaji terus berinovasi untuk memenuhi selera pelanggan. Ia mencoba berbagai variasi, seperti menambahkan susu kental manis, gula merah, dan santan yang lebih kental untuk memberikan cita rasa yang lebih kaya.
“Setiap kali ada ide baru, saya langsung coba praktikkan. Saya ingin pelanggan selalu merasa puas dan mendapatkan pengalaman berbeda setiap kali menikmati bubur kacang ijo saya,” ujarnya.
Usahanya untuk terus berinovasi ini tidak sia-sia. Pelanggan pun semakin banyak berdatangan, dan kedainya mulai dikenal luas, tidak hanya di Pamekasan tetapi juga di daerah sekitarnya.
Namun, perjalanan bisnis tidak selalu mulus. Abang Samhaji sering kali menghadapi tantangan, terutama dalam hal kualitas bahan baku.
Mendapatkan kacang ijo berkualitas baik tidak selalu mudah. Terkadang, stok kacang ijo dari luar Madura habis, dan ia harus menggunakan kacang lokal yang teksturnya kurang memuaskan.
“Kita kadang kewalahan dengan bahan seperti kacang ijo. Untuk sementara, kacang ijo yang bagus masih harus didatangkan dari luar Madura karena teksturnya lebih kenyal, sedangkan kacang ijo lokal masih sedikit kasar,” ungkapnya.
Selain itu, Abang Samhaji juga pernah mengalami masa-masa sulit di mana pelanggan sepi. Salah satu pengalaman yang paling diingatnya adalah ketika bisnisnya sepi selama tiga bulan berturut-turut.
Meskipun begitu, ia tidak pernah menyerah. “Pernah sampai tiga bulan bisnis saya sepi, tapi saya tetap ikhtiar dengan usaha dan keyakinan hati,” ujarnya dengan mantap.
Dengan segala pengalaman dan tantangan yang dihadapi, Abang Samhaji tetap optimis tentang masa depan bisnisnya. Ia berharap bisa terus melayani pelanggan dengan produk yang berkualitas dan menciptakan inovasi-inovasi baru.
“Saya ingin terus berkembang dan membawa cita rasa bubur kacang ijo ini ke lebih banyak orang,” harapnya.
Kisah Abang Samhaji adalah contoh nyata dari semangat pantang menyerah dan keuletan dalam berbisnis.
Dengan dedikasi dan kerja keras, ia berhasil membawa bisnis rumahan menjadi salah satu yang paling populer di Pamekasan.
Bagi Anda yang belum pernah mencoba, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kelezatan Es Bubur Kacang Ijo khas Abang Samhaji.***