SUMENEP, MaduraPost – Kemeriahan mewarnai pembukaan Pekan Seni Madura (PSM) yang ke-9 pada Kamis, 12 Juni 2025 malam.
Acara tahunan ini resmi dimulai di Lapangan Kesenian Sumenep, ditandai dengan sambutan dari Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar), Mohammad Iksan.
Ribuan masyarakat dari berbagai kalangan terlihat antusias memadati lokasi pembukaan. Kehadiran massa yang begitu besar menunjukkan antusiasme publik terhadap seni dan budaya lokal yang terus berupaya dijaga eksistensinya di tengah arus modernisasi.
Perwakilan panitia pelaksana yang juga Ketua Umum UKM Sanggar Lentera, Ari Firmansyah menjelaskan, bahwa pelaksanaan PSM ke-9 merupakan ruang strategis bagi para pelaku seni Madura untuk saling berbagi gagasan serta menciptakan inovasi baru dalam pengembangan seni budaya.
“Tujuan utama kami bukan semata-mata untuk menghibur. Melalui PSM ini, kami ingin menciptakan ruang pertemuan yang mempertemukan seniman, komunitas budaya, dan masyarakat agar bisa berdialog dan berkarya bersama dalam bingkai seni,” ungkap Ari, Kamis (12/6) malam.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua STKIP PGRI Sumenep, Asmoni yang memberikan apresiasi tinggi terhadap kerja keras UKM Sanggar Lentera sebagai penyelenggara.
Menurutnya, PSM perlu terus dikembangkan agar tak hanya menjadi ajang seni kontemporer, tetapi juga menjadi pintu untuk mengeksplorasi seni tradisional Madura yang sarat nilai sejarah.
“Kegiatan ini patut diapresiasi, namun kami berharap ke depannya PSM dapat lebih menonjolkan warisan budaya lokal yang telah ada sejak lama, tidak hanya menampilkan sisi modern atau kekinian,” tutur Asmoni.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Sumenep atas dukungan yang diberikan, khususnya dalam mempercayakan UKM Sanggar Lentera untuk menyelenggarakan salah satu agenda penting dalam Calendar of Event Sumenep 2025.
Di sisi lain, Iksan menyampaikan, bahwa kegiatan seperti PSM merupakan bagian dari upaya kolektif untuk menjaga keberlanjutan nilai-nilai kultural yang hidup di tengah masyarakat Sumenep.
“Ketika mahasiswa mampu menggelar kegiatan seperti ini, itu menunjukkan kepedulian nyata terhadap pelestarian budaya daerah. Kami mendorong agar setiap agenda seni yang digelar, baik oleh komunitas maupun institusi, bisa menggali lebih dalam potensi kesenian tradisional yang kita miliki,” kata Iksan dalam sambutannya.
Dengan semangat kolaboratif antara pemerintah, akademisi, komunitas, dan masyarakat, PSM ke-9 diharapkan dapat menjadi wadah yang konsisten dalam merawat dan mengembangkan kekayaan seni-budaya Madura.***






