PAMEKASAN, MaduraPost – ER (enisial) seorang guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Pamekasan, diduga telah melakukan tindak kekerasan terhadap siswanya.
Tragedi tersebut bermula saat DSR (Siswa SMPN 7 Pamekasan) lupa membawa seragam sekolah pada hari selasa tanggal 25 Pebruari 2020.
Lantas, DSR menemui guru BK minta idzin pulang mengambil seragamnya. Namun, tidak diperkenankan pulang dan dipersilahkan masuk meski tanpa seragam dounker dan putih. Berdasarkan dispensasi guru BK tersebut, DSR tetap dengan pakaian olahraganya.
“Tidak apa-apa, jangan pulang nak, jika ada guru negor, bilang saja sudah ijin pada saya,” Ucap Guru BK tersebut. Rabu, (26/02/2020).
Diketahui, DSR hanya mengenakan pakaian olahraga. Seorang oknum guru berenisial ER memanggilnya ke suatu ruangan.
Diruangan itulah, DSR di tampar oleh ER. mengenai bagian kepala dan beberapa tubuh lainnya.
Mujur, pemukulan dapat dihentikan setelah ada guru melerai dan menyetop pemukulan tersebut.
Akibatnya, di bagian pelipis bagian kiri lebam. Kini DSR tidak mau keluar kamar. Diduga, mengalami trauma yang mendalam.
Orang tua DSR, Junaidi (36) secara instansi memaafkan perlakuan oknum guru tersebut.
Dengan syarat, datang langsung untuk minta maaf.
“Kami memaafkan, asalkan guru yang berinisial ER tersebut meminta maaf secara langsung pada kami,”Kata Junaidi.
Menurutnya, apa yang diperbuat oknum guru tersebut, sudah diluar batas. Karena, DSR sudah dapat dispensasi dari guru BK, dan dibolehkan masuk kelas.
“Ini soal seragam dan guru BK sudah memberi keringanan, kok masih di pukulin sampai lebam begitu. Kalau seperti ini kan kasusnya beda, ini bukan soal moral. Keparahan ini,” kesalnya.
Selaku orang tua, Junaidi meminta maaf
kepada jajaran guru SMPN 7 Pamekasan. Jika selama ini anaknya (DSR) berkelakuan su’ul adzab.
“Jika anak saya kurang ajar, atau berkata kotor kami mohon maaf,”imbuhnya.
Sementara itu, Kepala sekolah SMP 7 Abd Rahman beserta sejumlah staf dan jajarannya sudah mendatangi keluarga siswa. Kedatangannya tidak lain hanya silaturrahmi dan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara kekeluargaan.
“Kami atas nama keluarga besar SMP 7 mohon maaf kepada pihak keluarga disini, dan marilah permasalahan ini kita selesaikan secara kekeluargaan,”Pintanya
Selanjutnya, Abd Rahman menegaskan bahwa, dalam waktu dekat, pihaknya siap mempertemukan ER dengan pihak keluarga siswa.
“Nanti setelah semuanya redam, kami siap memfasilitasi dan memediasi antara ER dengan keluarga DSR. Sesunguhnya, apa yang kami lakukan tidak lain hanya ingin menegakkan kedisiplinan pada siswa. Jikapun ada masalah seperti ini, tentu akan menjadi evaluasi bagi kami,”pungkas Kepala Sekolah SMPN 7 Pamekasan. (mp/rai/rus).