SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
DaerahHeadlinePeristiwa

Menguak Misteri Bukit Pal dan Batu Nisan Kuno Para Wali di Sumenep

Avatar
×

Menguak Misteri Bukit Pal dan Batu Nisan Kuno Para Wali di Sumenep

Sebarkan artikel ini

SUMENEP, MaduraPost – Bukit, Suatu keadaan tanah yang berbentuk gundukan tinggi dari lempengan-lempengan batu didalamnya. Acap kali orang tak hiraukan banyaknya bukit yang ada di daerahnya.

Apalagi di Kabupaten Sumenep, Kabupaten yang terletak diujung timur Pulau Madura ini memang memiliki dataran tinggi dibandingkan dengan tiga Kabupaten lainnya, seperti Kabupaten Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Baru-baru ini, warga di Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, heboh akibat ditemukannya prasasti berupa makam kuno di atas perbukitan.

Warga sempat kaget dan terkejut. Pasalnya, penemuan prasasti kuno itu ada disalah satu perbukitan yang bernama ‘Bukit Pal’.

Bukit Pal sendiri seperti halnya bukit-bukit lainnya tak terlalu membuat gaduh orang yang melihat. Namun, adanya gundukan batu berbentuk prasasti itu yang membuat bukit tersebut seolah memiliki nilai dan legenda pada masanya.

Bukit Pal terletak di perbatasan Desa Batang-Batang Laok dan Desa Batang-Batang Daya. Keberadaan artefak dimakam Bukit Pal itu masyarakat setempat belum mengetahui sebelumnya.

Rute untuk sampai pada bukit ini sekitar 450 meter, disebelah timur salahsatu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN), di jalan raya Batang-Batang, jalur wisata menuju pantai Lombang Sumenep.

Rasyidi (45), warga setempat, adalah salahsatu orang yang pertama kali menemukan prasasti tersebut mengatakan, bahwa penemuan situs itu kuno itu berawal melalui perantara salah satu warga satu Desa dengannya, yang bernama Nasiruddin (50).

Menurutnya, Nasiruddin, kala itu mengaku selalu dihantui firasat kuat yang bertubi-tubi, dan menyakinkan bahwa keberadaan tempat itu merupakan tempat pemakaman para Wali.

“Teman saya ini Nasiruddin, bisa dikatakan kayak didatangi alamat,” kata Rasyidi saat diwawancarai media ini, Kamis (9/4).

Dia memaparkan, Nasiruddin, memberitahu tentang firasat dan perasaan yang dialaminya sekitar kurang lebih 20 hari yang lalu. Kala itu, Nasiruddin, menghubunginya lewat via telpon dan menjelaskan sedetail mungkin apa yang tengah dialaminya.

“20 hari yang lalu, dia menghubungi saya lewat telpon, karena kebetulan saat ini sedang bekerja di Jakarta. Dia menceritakan hal itu, bahkan mendesak saya untuk segera membabat tempat itu,” paparnya.

Mengajak 2 orang temannya, Rasyidi, kemudian menuju Bukit Pal, tempat yang di alamatkan oleh Nasiruddin. Hari pertama melakukan pembabatan, hanya ditemukan satu prasasti berupa batu nisan bertuliskan Arab Pegon.

Baca Juga :  Kemenag Sumenep Terima 3 CJH Ajukan Pengembalian Uang Pelunasan Biaya Haji

Hari kedua dan seterusnya, ujar Rasyidi, masyarakat berbondong-bondong melakukan pembabasan. Hingga sampai saat ini sudah ditemukan sebanyak 9 prasasti berupa batu nisan bertuliskan Arab Pegon.

“Sebenarnya lebih dari 9 batu nisan yang ditemukan, cuma yang bertuliskan Arab Pegon ada 9,” terangnya.

Sementara itu, Nasiruddin, sendiri mengaku bahwa sekitar 2 bulan yang lalu dirinya membentuk Kompolan Shalawat Nariyah (Seperti perkumpulan pengajian) dikampungnya yang diagendakan setengah bulan sekali, setiap Senin malam. Berawal dari itulah awal mula dirinya mendapat firasat yang begitu kuat tentang keberadaan makam waliyullah tersebut.

“Saya mulai merasakan firasat kuat tentang keberadaan makam wali di Bukit Pal setelah memulai Kompolan Shalawat Nariyah. Setiap saat, saya seakan merasa seperti ada yang mendesak hati untuk membabat bukit itu. Semakin hari, keyakinan itu semakin kuat dan mengakar dibenak saya,” kata Nasiruddin.

Puncak akhir gelisah mulai tidak terbendung ketika dirinya berangkat ke tanah rantau. Akhirnya dia menghubungi Rasyidi untuk membabat bukit itu melalu via telpon dari Jakarta.

“Hati saya seperti memiliki kekuatan rasa yang kuat. Semakin hari semakin kuat. Hal itu membuat diri saya gelisah. Pada akhirnya saya langsung menghubungi Rasyidi untuk menyampaikan keinginan saya pada jamaah Kompolan shalawat nariyah untuk membabat bukit,” urainya.

Untuk diketahui, sekitar 150 meter sebelah barat daya dari area makam yang baru ditemukan itu telah terdapat kuburan Bhuju’ Lanjhang. Bagi orang Sumenep, khususnya warga Kecamatan Batang-Batang, menganggap Bhuju’ Lanjhang tersebut sebagai makam wali.

Keberadaannya pun juga sudah masyhur di kalangan masyarakat Sumenep. Sementara ini, letak keberadaan area kuburan itu ditaksir seluas 500 meter persegi (Setengah hektar).

Rasyidi juga mengaku, apabila satu dari 9 nisan yang bertuliskaan huruf Pegon Arab bisa terbaca, satu tulisan itu cukup jelas bertuliskan “Kiai Sang Yang Anom tahun 1261 H”. Jika dihitung, makam Kiai Sang Yang Anom sudah berusia 180 tahun atau wafat sekitar 1840 Masehi.

Baca Juga :  Jaka Jatim Duga Ada Kesepakatan Satgas Covid Kedungdung Dengan Penyelenggara Orkes di Pejeruan Sampang

“Sedangkan 8 nisan lainnya saya tidak tahu karena tulisannya sudah tidak jelas,” tuturnya.

Bahkan, salah satu seorang perempuan warga Desa itu, yang diyakini memiliki kekuatan supranatural oleh masyarat sekitar dan bisa berkomunikasi bahkan melihat dunia lain, menyebutkan umur area pemakaman tersebut kurang lebih sekitar 600 tahun. Hal itu disampaikannya saat mengunjungi Bukit Pal bersama Camat Batang-Batang, Kepala Desa Batang-Batang Laok, Kepala Desa Batang-Batang Daya dan masyarakat setempat.

“Kuburan itu sudah berumur sekitar 600 tahun, dan di sana ada banyak tokoh terkemuka,” sebutnya, pada media.

Ditanya terkait siapa nama tokoh-tokoh tersebut, perempuan yang enggan disebutkan namanya ini menyebut ada dari kalangan priayi, orang kerajaan, musafir, dan orang pelarian dari luar Madura, seperti Bali dan Yogyakarta.

Di area pemakaman itu, juga terdapat satu nisan yang tulisannya hanya bisa terbaca sebagian, artinya tidak utuh dan tak dapat dibaca dengan jelas. Menurut perempuan tersebut, nisan itu bertuliskan “Syekh”. Namun, saat ditanya siapa nama lengkap syekh itu, perempuan ini enggan memberikan keterangan lebih jauh, sebab kata dia, belum berani menyebutkan lantaran tidak dapat ijin dari arwah Syekh tersebut untuk membocorkan namanya.

“Saya tak berani menyebutkan secara jelas nama Syekhnya, karena saya tak dapat izin untuk membocorkan,” tegas dia.

Namun perempuan itu memaparkan, Syekh tersebut merupakan pendatang dari negara Turki.

“Pakaian yang dia pakai tidak seperti pakaian kita. Syehk itu seperti memakai jubah atau pakaian ikhram,” timpalnya.

Tidak hanya itu, perempuan ini merinci, kuburan dan sisa bangunan masih tertutup oleh semak belukar dan tanah yang belum ditemukan keberadaannya di Bukit Pal.

Akan tetapi, semua anggapan perempuan tersebut masih belum bisa buktikan secara ilmiah. Oleh karena itu, dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Batang-Batang Laok dan Kepala Desa Batang-Batang Daya mengaku akan bekerjasama untuk berkordinasi dengan pemerintah Kecamatan sebagai langkah guna menemukan kejelasan.

Haris, Kepala Desa Batang-Batang Laok mengatakan, situs makam kuno yang ditemukan warga akan terus dikembangkan dan dilakukan pengkajian, salah satunya akan menunggu para ahli yang membidangi seperti tim arkeologi untuk diteliti lebih lanjut.

Baca Juga :  Konsumen Air Mineral AMIL Mengeluh, Air Banyak Jentik Nyamuk dan Kotor

“Akan terus diteliti dan dirawat, menunggu Ahlinya, untuk sementara waktu kami sudah komunikasi dengan camat, jika memang cagar budaya akan difasiltasi,” ungkapnya.

Hal senada juga di sampaikan Siti Naisah, Kepala Desa Batang-Batang Daya, menurutnya, penemuan situs yang sempat menggegerkan warga sekitar jelas kebenarannya.

“Ini kan belum jelas, nanti akan dilakukan penelitian lebih lanjut, biar terungkap fakta sebenarnya. Kami juga akan mengadakan komuniskasi kerjasama dengan kades tetangga,” katanya.

Penemuan situs berupa makam kuno di Bukit Pal diyakini merupakan warisan sejarah leluhur yang harus dirawat dan diselamatkan. Hal ini disampaikan langsung oleh Joko Suwarno, Camat Batang-Batang.

Awalnya, Joko mengaku kaget saat mendapat kabar dari warga setempat tentang penemuan situs berupa makam Kuno di Bukit Pal. Guna memastikan kebenarannya, akhirnya dia bersama pemerintah Kecamatan Batang-Batang langsung mendatangi lokasi sambil lalu memantau area situs yang diyakini sebagai kuburan Waliyullah itu.

Sesampainya di sana, kata Joko, informasi yang disampaikan warganya tentang keberadaan situs berupa makam kuno memang benar-benar ada.Terlihat jelas puluhan pemakaman kuno bertulis Arab Pegon, setelah warga setempat membabas semak belukar yang mengelilingi areal Bukit Pal.

Tidak hanya itu, Joko juga meyakini bahwa disana tidak hanya terdapat situs berupa makam kuno. Sebab, saat dirinya berkunjung dan turun langsung ke lokasi, disana juga terlihat seperti ada sisa bangunan candi kuno.

Pihaknya akan mengumpulkan dua kepala desa, Batang-Batang Daya dan Laok, untuk bersinergi dan menindaklanjuti temuan situs yang sempat menggegerkan warga setempat.

“Saya nanti akan mengumpulkan dua kepala desa, Batang-Batang Daya dan laok, untuk berkomunikasi lebih lanjut soal temuan itu,” ujarnya.

Bahkan secepat mungkin akan dilakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, dalam hal ini Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) agar ikut andil dalam melakukan penelitian, guna mengungkap fakta dibalik temuan itu.

“Jika penemuan makam ini terkategori sebagai cagar budaya, akan segera membetuk tim penjaga situs dan akan minta Disparbudpora Sumenep untuk memfasilitasi agar dijadikan destinasi wisata,” tukasnya. (Mp/al/lam)

Baca berita lainya di Google News atau gabung grup WhatsApp Madura Post sekarang juga!

Konten di bawah ini disajikan oleh advertnative. Redaksi Madura Post tidak terlibat dalam materi konten ini.