PAMEKASAN, MaduraPost – Carut Marut Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Desa Tagangser Laok, Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan, masih jadi lahan banjakan oleh pemerintah desa setempat.
Parahnya hingga saat ini mereka belum ditindak oleh Dinas Sosial dan Bank BNI. Buktinya, dua agen binaan Bank BNI di desa tersebut masih jadi sarapan empuk kades setempat.
Realitanya, pada bulan ini, KPM masih menerima beras dengan merk yang sama seperti sebelumnya, artinya pihak Dinsos tetap melakukan pembiaran perihal tersebut.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara pihak Bank BNI tetap tidak melakukam penarikan mesin, Electronic Data Capture (EDC). Artinya dua agen tersebut seakan-akan tidak ada masalah.
Padahal sudah jelas saat dikonfirmasi, bahwa agen penyalur BPNT ke KPM terang-terangan mengatakatakn bahwa dirinya hanya menyalurkan apa yang telah diinstruksikan kades setempat.
“Kami menyalurakn apa yang telah diperintahkan Kades. Kades setiap bulanya yang menyuplai ke toko. Jadi apa yang telah dikirim kades ke toko, itu yang kami salurkan ke KPM,” tutur agen bernama Nur Hasiyah.
Akibat pengedalian kades, KPM pada bulan Juli hanya dikasih telur 15 butir dan beras 15 kg. Itupun bukan beras merk paten atau beras yang tidak ada UDnya, namun masuk katagori Premium.
Setiap pendistribusian ke KPM, kades diduga meraup keuntungan setiap bulannya berkisar di angka Rp 10 juta.
Hinga saat ini, langkah Dinsos ataupun Bank BNI belum nampak keberpihakan terhadap warga miskin. Sebab mereka sebagai para oknum bejat di tingkat desa, tetap tidak ada beban moral dengan menyalahi pedum.