Aeng Banger: Sumber Mata Air di Sumenep Penyembuh Ragam Penyakit 

Avatar

- Jurnalis

Minggu, 7 Februari 2021 - 10:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUMENEP, MaduraPost – Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, memang terkenal dengan banyaknya destinasi wisata. Kabupaten yang menjunjung tinggi kearifan lokal ini, sangat menjaga tradisi, sejarah, dan peninggalan nenek moyang.

Salah satunya tentang keberadaan Sumber Air Bau (Aeng Banger atau Aeng Beceng, kata lain dalam Bahasa Madura), yang terletak di Desa Kaduara Timur, Kecamatan Pragaan.

Sumber Aeng Banger tersebut telah ada sejak dulu, dipercaya sebagai sumber mata air penyembuh ragam penyakit. Kini, keberadaan Sumber Aeng Banger telah dikembangan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) dibawah pemerintahan Prayitno, Kepala Desa (Kades) setempat, untuk dijadikan destinasi wisata baru.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sumber Aeng Banger sendiri terletak di tanah kas Desa. Kebanyakan, masyarakat sekitar menyebutnya Sumber mata air yang dipercaya dapat menyebuhkan segala macam penyakit.

Mengapa Harus Ada Istilah Air Banger?

Jika melintas di kawasan perbatasan pintu masuk Sumenep-Pamekasan itu, para pengguna jalan akan mencium bau belerang yang sangat menyengat. Diketahui, air dari sumber itu disebut-sebut oleh warga sekitar banyak mengandung campuran belerang.

 

INVESTIGASI: Lokasi Sumber Aeng Banger terletak di sisi selatan jalan raya pintu gerbang masuk Sumenep-Pamekasan. Terlihat hulu hilir mobilisasi di jalan Provinsi tersebut lancar. (Madura Post/M.Hendra.E)

Belerang atau sulfur sendiri adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Belerang merupakan unsur non-logam yang tidak berasa. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning.

Kebenaran Adanya Belerang Hingga Mitos Sumber Aeng Banger

Hingga saat ini, belum ada penelitian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep tentang adanya air yang mengandung belerang itu. Hanya saja, hasil keterangan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) setempat, Hermanto Halil menerangkan, jika dulu sempat ada peneliti dari salah satu dosen di perguruan tinggi luar Madura, yang meneliti kandungan air tersebut.

Kata Halil, para peneliti itu berhasil menemukan zat di dalam kandungan air, ada banyak belerang di dalamnya. Namun, kepastian itu belum bisa di terima secara akal sehat masyarakat. Sebab, usai dilakukan penelitian, para peneliti malah tidak memberikan sampel hasil temuannya itu kepada masyarakat.

Baca Juga :  Sebentar Lagi Pendaftaran CPNS dan PPPK Akan Dibuka

“Jadi mulanya disitu. Nah, kemudian masyarakat berasumsi bahwa air tersebut mengandung belerang,” cerita Halil, kepada MaduraPost di lokasi, Minggu (7/2).

Keterangan Foto III : INVESTIGASI. Nampak terlihat pakaian wanita dan pria, dari anak kecil hingga dewasa menggelantung di pohon bambu sebelah timur Sumber Aeng Banger. (Madura Post/M.Hendra.E)

Sejauh ini, belum ada penelitian yang dilakukan oleh bagian Energi Sumber Daya Alam (ESDM) Pemkab Sumenep. Menurut Halil, keberadaan Sumber Aeng Banger dibiarkan begitu saja oleh pemerintah Sumenep. Karena itu, masyarakat setempat lebih mempercayai mitos dan menjaga kearifan lokal yang ada di wilayahnya.

“Setahu saya belum ada penelitian resmi dari Pemkab Sumenep. Baru kali ini dilirik karena akan dijadikan tempat wisata,” kata dia.

Berbicara mitos yang berkembang di tengah masyarakat, konon, usai mandi di Sumber Aeng Banger, pengunjung harus melepas dan membuang baju yang dipakainya disekitaran area pemandian.

Hal itu dilakukan, sebagai kepercayaan atau mitos yang dianut, agar penyakit yang menderita sebuah penyakit tidak lagi menempel disekujur badan atau tubuhnya.

Uniknya, baju dibuang disebuah pohon bambu oleh para pendatang. Penyebabnya, nuasa pohon bambu terlihat kumuh dan jorok akibat tertumpuk oleh kain bekas, baik celana dalam, maupun baju pria anak kecil hingga dewasa.

Misalnya saja Dela Okta, salah satu warga asal Kabupaten Pamekasan yang tengah mandi di Sumber Aeng Banger itu. Dia mengatakan, jika sebenarnya ingin mencoba untuk menghilangkan penyakit gatal-gatal, panu, dan bisulan yang dideritanya.

INVESTIGASI. Hasil foto Sumber Aeng Banger diambil dari sisi atas jalan raya. (Madura Post/M.Hendra.E)

Informasi tentang keberadaan mata air penyembuh ragam penyakit itu, diketahuinya dari beberapa orang yang telah banyak merasakan banyak manfaat. Bahkan, ada yang sembuh total usai mandi di air tersebut.

Namun, pihaknya meyakini, jika mitos dengan cara membuang pakaian yang ia kenakan setelah mandi juga dianutnya, demi menjaga kearifan lokal yang telah berjalan puluhan tahun itu.

“Kalau saya mandi karena punya penyakit di badan. Cuma untuk air mengandung belerang atau tidak saya kurang tahu, yang saya dengar adalah kain berupa baju, celana dalam, yang dipakai kita harus dibuang disini dengan cara mengahadap kebelakang,” ujar gadis berusia 17 tahun ini.

Baca Juga :  Masa Belajar di Rumah Diperpanjang Hingga 21 April 2020, Kadisdik Bangkalan Himbau Guru Awasi Murid

Benar saja, nampak terlihat, banyaknya kain bekas yang bergelantungan di atas pohon bambu. Dari mulai celana dalam anak-anak, baju pria dan wanita dewasa menggelantung.

Sejarah Sumber Aeng Banger

Menengok sejarah yang beredar, dulu Sumber Aeng Banger diambil dari kata Misgilomi. Misgilomi sendiri adalah kata lain dari munculnya air yang disebut-sebut mengandung belerang.

Misgilomi diambil dari perpaduan kata hari “Kamis Legi, bulan Mei 1972, tepat saat bulan purnama tiba”. Kala itu, menurut cerita rakyat yang diadopsi, sumber mata air keluar dari permukaan tanah, meledak hingga terkenallah Sumber Aeng Banger sampai saat ini.

Ketua Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Kaduara Timur, Usman Efendi menerangkan, dulu kawasan perbatasan Sumenep-Pamekasan tersebut adalah tempat singgah para Adipati Raja Keraton Songennep.

Bahkan, tempat itu disebut-sebut sempat dijadikan tempat pemandian “Potre Koneng”. Potre Koneng, adalah Putri dari Pangeran Soccadiningrat II, Raja Sumenep yang berkuasa sekitar tahun 1366 sampai 1386, dan keratonnya pada waktu itu masih berada di Desa Banasare, Kecamatan Rubaru.

“Kisah dan cerita rakyat dulu, Potre Koneng kalau sudah selesai menstruasi, pasti bersuci di sumber ini,” tutur Usman, menceritakan kisah yang berkembang di tengah masyarakat.

Sebab itu, mitos tersebut tetap dipegang teguh oleh warga sekitar. Tak menutup kemungkinan, para pelancong banyak mengadopsi tentang mitos keberadaan Sumber Aeng Banger yang dapat menyembuhkan segala ragam penyakit tersebut.

Sumber Aeng Banger Jadi Destinasi Wisata

Bertahun-tahun belum mendapatkan perhatian, maka pemerintah setempat bersama Bumdes dengan nama Gema Bangsa itu, memiliki inisiatif untuk menjadikan tempat ini sebuah destinasi wisata, dengan nama “Wisata Sumber Air Belerang”.

Meski begitu, Halil mengaku, jika anggaran rehap destinasi tersebut masih menggunakan anggaran swadaya masyarakat. Dirinya juga meminta dukungan (Support) dari Pemkab Sumenep, baik moral dan finansial dalam pembangunan wisata itu.

“Karena ini masih dalam masa pandemi Covid-19, banyak anggaran yang direfocusing, maka kami berharap untuk legislatif atau eksekutif untuk melihat kinerja keras kami,” harap dia.

Baca Juga :  Warga Kepulauan Sumenep Dilakukan Rapid Test

Lokasi destinasi wisata sendiri berjarak 30 meter ke arah bawah dari jalan raya Provinsi. Medan yang sedikit curam, membuat para pengunjung harus berhati-hati saat turun ke lokasi. Destinasi wisata itu tepat berada disisi barat perbatasan pintu gerbang masuk Sumenep-Pamakesan, sekitar 100 meter bagian arah selatan jalan raya.

Disamping itu, Usman mengungkapkan, jika proses pembangunan destinasi sendiri sudah berjalan sekitar satu bulan.

“Para pekerjanya ini kebanyakan anak muda yang disitu aktif di Karang Taruna, serta ada juga masyarakat,” ujarnya.

Sejarah Sumber Aeng Banger yang dipercaya dapat menyembuhkan segala macam penyakit ini diyakini warga, tidak hanya warga Sumenep, melainkan warga dari luar pulau Madura.

Pejabat Pemkab Sumenep Survei Lokasi

Mendengar tempat ini akan dijadikan sebuah destinasi wisata baru, Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Dan Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa (DPMD) Sumenep, Tabrani, mendukung penuh pembangunan wisata Sumber Aeng Banger.

Dia turun langsung untuk mensurvei destinasi baru itu. Tabrani mengatakan, jika Bumdes setempat bisa langsung menganggarkan untuk perkembangan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

Apalagi, kata dia, dengan kawasan yang cukup strategis, membuat destinasi tersebut kedepan layak untuk mendongkrak pendapatan asli Desa.

“Tentunya, anggaran Bumdes pasti tergantung dengan pengajuan proposal. Saya rasa destinasi wisata ini bagus untuk segera dikelola,” paparnya.

Pihaknya juga menegaskan, saat ini lebih 100 Bumdes di Sumenep telah dikelola masing-masing Desa. Sebab itu, pihaknya meminta agar wisata tersebut sesegera mungkin untuk menyelesaikan proses renovasi destinasi.

“Setelah semuanya selesai dan memenuhi syarat, misal ketersediaan parkir, keselamatan pengunjung, dan Mandi, cuci, kakus (MCK), maka layak untuk dijadikan tempat wisata, baru dioperasikan. Tentu izin operasional juga di urus,” pintanya.

Senyampang dari itu, pihak Kades Kaduara Timur, Prayitno, hingga Camat Pragaan, Darussalam, belum bisa berkomentar dengan adanya pengembangan destinasi baru itu.

Namun, hingga berita ini diterbitkan, kedua pihak terkait telah dicoba untuk dikonfirmasi melalui sambungan selularnya, dan belum ada respon. Meski dana deringnya telfonnya aktif.

(Mp/al/rus) 

Follow WhatsApp Channel madurapost.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

DPRD Sampang Sindir Pernyataan Plt Kepala DPMD Soal Jadwal Pilkades Serentak 2027
Keselamatan Terancam, Satu Keluarga di Pamekasan Hidup Berdampingan dengan Tiang PLN
Halal Bihalal Kapolres Pamekasan dan Wartawan, Momentum Perkuat Kerja Sama dan Cegah Balap Liar
Jelang Lebaran, Toko di Pamekasan Diserbu Pembeli, Polisi Siaga Keamanan
Satpol PP Sidak Ramadhan, Seorang Pegawai di Sampang Kepergok di Warung Makan
Laporkan Premanisme Berkedok Ormas! Polres Pamekasan Buka Call Center 110
Polres Pamekasan Kampanyekan ‘Mudik Aman, Keluarga Nyaman’ untuk Keselamatan Pemudik
Bupati Bangkalan Tinjau Pengelolaan Sampah Usai Dikeluhkan Masyarakat

Berita Terkait

Kamis, 17 April 2025 - 09:00 WIB

DPRD Sampang Sindir Pernyataan Plt Kepala DPMD Soal Jadwal Pilkades Serentak 2027

Senin, 14 April 2025 - 10:16 WIB

Keselamatan Terancam, Satu Keluarga di Pamekasan Hidup Berdampingan dengan Tiang PLN

Selasa, 8 April 2025 - 14:19 WIB

Halal Bihalal Kapolres Pamekasan dan Wartawan, Momentum Perkuat Kerja Sama dan Cegah Balap Liar

Sabtu, 29 Maret 2025 - 09:41 WIB

Jelang Lebaran, Toko di Pamekasan Diserbu Pembeli, Polisi Siaga Keamanan

Kamis, 20 Maret 2025 - 15:57 WIB

Satpol PP Sidak Ramadhan, Seorang Pegawai di Sampang Kepergok di Warung Makan

Berita Terbaru