SAMPANG, MaduraPost – Ketua Angkatan Muda Ka’bah (AMK) Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Nurul Huda menyebutkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) jadi partai anak muda milenial.
Hal itu juga sebagai bantahan jika PPP tak lagi dicap sebagai partai generasi tua, namun di dalamnya para generasi muda ikut menjadi bagian dari barisan keanggotaan.
Menurut Nurul di usia separuh abad ini, PPP mulai berbenah dan mencoba mengganti stigma, partai ini juga milik kaum anak muda milenial.
“Kalau usia partainya memang sudah tua, karena sudah berusia setengah abad, tapi seiring dengan perubahan zaman, PPP juga sudah melakukan perubahan besar, banyak dari kalangan pemuda yang sudah berada dibarisan partai PPP,” kata Caleg DPRD Provinsi dari Dapil Madura itu.
Menurut pemuda yang akrab disapa Lora Huda ini mengatakan, bahwa apabila ada orang menilai bahwa PPP adalah partainya generasi tua, itu hanya melihat wadahnya saja yang berusia sudah tua, tapi tidak melihat isi dalam wadah itu.
“Contohnya dikabupaten Sampang banyak dari kader kita yang dari kalangan milenial, mulai dari banom kepemudaannya yang aktiv melakukan kegiatan, nah ini menunjukkan PPP tidak seperti persepsi orang-orang kalau PPP adalah partainya orang tua,” ujar Ketua DPD KNPI Sampang itu.
Selain itu, kata Nurul bahwa sebagai bukti sekarang Ketua DPC PPP Sampang yang kini dijabat oleh H. Abdullah Hidayat juga terbilang muda, dan sekarang menghadirkan kader-kader muda yang maju sebagai Caleg-caleg Muda di DPRD Kabupaten Sampang.
“Jadi jangan sebut lagi partai PPP adalah partainya orang tua, saya mengajak para milenial untuk tidak alergi politik,” tegasnya.
Kader muda PPP ini menyampaikan, bahwa Partai PPP merupakan partai yang pas bagi kalangan milenial yang ingin berlabuh di dunia politik.
“Partainya boleh tua tapi kadernya harus muda, dan sudah kita ketahui Bang Sandi sudah bergabung dengan PPP, itu menunjukan bahwa PPP punya daya tarik tersendiri bagi kalangan pemuda,” ungkapnya.
Nurul Huda mengimbau kepada semua masyarakat khsususnya bagi kalangan pemuda untuk ikut mensosialisasikan pentingnya memilih pemimpin yang sesuai dengan keinginan masyarakat, dan bukan karena uang.
“Ayo kita bersma-sama khsusunya anak anak muda, untuk ikut menyuarakan bahwa memilih pemimpin yang sesuai dengan keinginan masyarakat,” pungkasnya.***
