Scroll untuk baca artikel
Daerah

Proyek SPAM Milik Pemprov Rp3,5 Miliar di Probolinggo Minim Pengawasan

Avatar
3
×

Proyek SPAM Milik Pemprov Rp3,5 Miliar di Probolinggo Minim Pengawasan

Sebarkan artikel ini
Potret pelaksanaan proyek SPAM senilai Rp3,5 miliar di Desa/Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. (MaduraPost/Moch Solihin)

PROBOLINGGO, MaduraPost – Proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) senilai Rp3,5 miliar di Desa/Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, mendapat sorotan karena minim pengawasan.

Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa kedalaman galian pipa tidak sesuai standar dan berisiko rusak jika mendapat tekanan dari atas.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Proyek yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jawa Timur ini memiliki panjang sekitar satu kilometer dan terletak di kaki Gunung Bromo.

Baca Juga :  Imbas Survei Migas, Ratusan Nelayan di Pamekasan Berhenti Melaut Tuntut Ganti Rugi

Namun, di lokasi proyek hanya terlihat sejumlah pekerja yang menggali dan menutup lubang dengan tanah tanpa bantuan alat berat. Tidak tampak konsultan pengawas maupun petugas dari dinas terkait.

Seorang pekerja proyek asal Banyuwangi mengungkapkan bahwa kedalaman ideal galian pipa adalah 70 cm, tetapi kedalaman tersebut sulit dicapai di beberapa titik.

Baca Juga :  Kasus Mobil Sigap di Pamekasan Langgar PP Pansus DPRD 

“Tergantung kondisi di lapangan, Mas. Kalau tidak ada kendala, bisa mencapai 70 cm. Tapi kalau terhalang pipa lain atau tanahnya keras, ya sulit,” ujarnya, Sabtu (9/11/2024).

Upaya konfirmasi kepada Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya Jawa Timur (DPRKP dan Cipta Karya) melalui surat resmi bertanggal 11 November 2024 dengan nomor 14.002-MP/IX/2024 belum mendapatkan respons.

Baca Juga :  Doa Gubernur dan Bupati untuk Pesantren Tertimpa Longsor di Pamekasan

Bahkan, nomor layanan SIPPN yang dihubungi oleh wartawan hingga saat ini tidak memberikan tanggapan.

Minimnya pengawasan pada proyek ini memunculkan kekhawatiran akan kualitas hasil pengerjaan, mengingat letaknya yang strategis di kaki Gunung Bromo.

Pengawasan yang lebih ketat dan transparansi dari pihak terkait sangat dibutuhkan agar proyek ini berjalan sesuai standar.***