SUMENEP, Madurapost.id – Tidak tersedianya Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di jalan Trunojoyo, Desa Kolor, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menimbulkan kecaman dari masyarakat yang mayoritas adalah pengecer premium atau bensin menggunakan jerigen.
Masyarakat mengancam SPBU Kolor untuk segera menormalkan kembali pengiriman premium dari PT. Pertamina pusat.
“Kami tidak bisa bertahan selama 2 Minggu untuk tidak membeli premium. Ini mematikan perekonomian masyarakat,” ujar Moh. Zainal (55), salah satu koordinator BBM jenis premium daerah Kepulauan.
Tak hanya Moh. Zainal, warga Kecamatan Batang-Batang, Ariyanto (43) menerangkan hal demikian. Bahkan, mereka mengancam akan melakukan demo besar-besaran, jika tak kunjung dibuka untuk penyaluran BBM jenis premium ke SPBU Kolor.
“Jangan salahkan kami jika dalam waktu dekat ini akan melakukan demo besar, sebab di stopnya kiriman premium ke SPBU Kolor,” tegas.
Bahkan, pihaknya bertanya mengapa pihak PT. Pertamina pusat menyetop suplai BBM jenis premium tersebut hanya di SPBU Kolor.
“Di SPBU lain masih banyak juga yang mengisi ke pengecer menggunakan jerigen, lalu kami mau beli dimana ? Karena pasti tidak diberkenankan membeli di SPBU lain,” papar dia.
Sementara itu, pengawas SPBU Kolor, Aji Surya Prakasa menerangkan, untuk saat ini pengiriman BBM jenis premium di SPBU Kolor memang dihentikan sementara oleh PT. Pertamina pusat selama 2 minggu kedepan.
“Ketersediaan BBM jenis premium itu hanya 8 ton dari Pertamina setiap hari. Saat ini di stop sementara, alasannya ya sebab ada pemberitaan di media yang menyebutkan pengendara keluhkan pelayanan SPBU Kecamatan Kota Sumenep yang prioritaskan pengisian jerigen,” terangnya.
Sementara dalam dua minggu belum ada pasokan BBM jenis premium ke SPBU Kolor, pihaknya mengimbau masyarakat untuk beralih ke BBM jenis pertalite.
“Kalau menurut saya, mereka harus bisa tertib saja. Paling tidak surat rekomendasi dari Kepala Desa ada, namun surat rekomendasi itu tidak menjadi acuan terisinya BBM semua, sebab akan menyesuaikan dari kuota yang ada,” urainya. (Mp/al/kk)