Scroll untuk baca artikel
Sorotan

Kisah Inspirasi Sultan Madura, Jajaki Sekolah Promosi Jualan Barang Impor di Bangkalan

Avatar
33
×

Kisah Inspirasi Sultan Madura, Jajaki Sekolah Promosi Jualan Barang Impor di Bangkalan

Sebarkan artikel ini
Sosok Khairul Umam atau Haji Her yang dikenal sebagai julukan Sultan Madura, kini jadi sorotan pasca dirinya diduga terlibat dalam politik uang yang dilakukan Gus Miftah. (MaduraPost/dok)

PAMEKASAN, MaduraPost – Tokoh atau Pengusaha Tembakau di Pulau Madura, Khairul Umam atau Haji Her punya kisah menarik sebelum dirinya sukses punya julukan Sultan Madura.

Salah satunya Haji Her pernah menjajaki lembaga sekolah, mengumpulkan guru, lalu mempromosikan barang-barang impor jualannya.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Menariknya Haji Her gagal meyakini para pembeli guru sekolah, akibat barang jualan yang dipromosikan tersebut malah rusak saat diinjak.

Padahal ketika orasi promosi sebelum kejadian, Haji Her memberi jaminan jika barang dagangnya, produk impor asli yang dijamin tidak pecah dan tahan banting.

Hal tersebut disampaikan sahabat dekat Haji Her, Moh Ali Ghufron yang pernah menjadi teman bisnisnya ketika masih berkuliah pada tahun 2001.

Saat itu, Ghufron kuliah di UTM Bangkalan. Sedangkan Haji Her kuliah di Unmuh Malang, meski belum menyelesaikan tugas akhir skripsi dan memilih fokus berbisnis.

“Kisah menarik jualan alat-alat dapur ini sering disampaikan Haji Her sebagai motivasi, bahwa kesuksesan seseorang tidak lepas dari sebuah perjalanan pahit,” kata Ghufron dikutip dari Channel Youtube Faiz Slamet.

Baca Juga :  Waduh! Oknum Ibu Guru di Salah Satu Yayasan di Tlanakan Pamekasan Diduga Jadi Pelakor

Ceritanya, suatu ketika Ghufron dan Haji Her masuk ke lembaga sekolah dan mengumpulkan para guru di SMA 1 Bangkalan untuk mempromosikan barang jualannya yang dijamin tahan banting dan anti pecah.

“Saat mempromosikan, Haji Her dengan lantang memberi jaminan jika bisnis jualannya (alat-alat dapur) adalah bahan impor, yang tahan banting dan tidak mudah pecah,” cerita pria yang akrab dipanggil Bos Pepeng.

Akan tetapi, upaya meyakinkan pembeli itu urung, sebab saat Haji Her memberi contoh dengan menginjak jualannya, barang tersebut justru pecah dan retak.

Merasa tidak percaya diri atas kejadian tersebut, Ghufron pun mundur ke belakang meski Haji Her meminta pertolongan untuk kembali memberi keyakinan para guru.

Dari itu, Ghufron mengatakan, karier kesuksesan Haji Her saat ini tidak lepas dari aral rintangan dari sebuah perjalanan pahit.

Di antaranya, bagaimana bisa bertahan hidup di tengah tanggung jawab jadi tulang punggung keluarga, sebab ayah Haji Her, kata Ghufron, meninggal dunia saat masih duduk di bangku SMP.

Baca Juga :  Optimisme Dukungan Rakyat: Wawan Kembali Duduki Kursi DPRD Pamekasan

“Makanya sejak kuliah, Haji Her biaya sendiri tanpa membebani orang tua. Ia ulet, bakat bisnisnya memang muncul sejak masih remaja, meski kuliahnya terkadang bisa dibilang sukses tidak sukses,” ujarnya.

Saat masih kuliah, Haji Her dan Ghufron sudah berteman akrab. Bahkan tidak jarang keduanya saling bermain dan mengunjungi ke daerah tempat kuliah masing-masing.

Saat menjalani bisnis waktu kuliah, Haji Her membawa motor kelontongan yang tidak seperti motor milik mahasiswa lain.

“Kadang mahasiswa merasa gengsi membawa motor jelek, tapi Haji Her justru bersikap sebaliknya,” ungkapnya.

Ghufron menyampaikan, setelah kenyang menelan perjalanan hidup yang pahit, di tahun 2010 merupakan awal mula karier Haji Her membangun bisnis jadi pedagang tembakau secara serius.

Teman berbisnisnya tersebut, selain Ghufron adalah pamannya sendiri Haji Yakqub. Mereka bertiga kala itu saling melengkapi agar bisnis yang dibangun bisa berkembang.

Jika Ghufron dan Haji Yakqub terkadang memberi modal usaha, Haji Her dapat diandalkan lewat jaringan dan relasinya dari luar.

Baca Juga :  Lora Cabul yang Menghamili Mahasiswi UTM Kini Menghilang

Bisnis mereka bertiga tersebut hanya bertahan hingga 2014. Setelah itu, mereka fokus membangun bisnisnya masing-masing.

Hingga 2020, nama Haji Her perlahan naik daun. Di balik sosok dan kepribadiannya, tidak sedikit masyarakat ingin tahu untuk kenal.

Sebab, di tengah banyaknya pelaku bisnis tembakau di Madura, sikap kedermawanan Haji Her paling tampak di mata masyarakat.

Bahkan pada Agustus 2022, sebagai wujud rasa kepedulian untuk memberdayakan petani, Haji Her mendirikan dan mendeklarasikan Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau Madura (P4TM).

Organisasi P4TM tersebut didirikan untuk menyerap pembelian hasil panen tembakau petani dengan harga maksimal, tanpa merusak kadar dan kualitas dari daun emas tersebut.

Saat ini, meski Haji Her disorot pasca dirinya diduga terlibat dalam politik uang Gus Miftah, masyarakat tetap masih mengenalnya sebagai sosok dermawan yang peduli terhadap masyarakat tani.

Sebab Haji Her sering diketahui bersedekah dengan bagi-bagi uang di khalayak umum, seperti pasar, masjid, dan acara dalam momen-momen tertentu.***