SUMENEP, MaduraPost – Ketua Umum Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Achmad Madani Putra dan Kawan-kawan, H. Kamarullah, memberikan imbauan kepada warga Kabupaten Sumenep terkait pelaksanaan ibadah haji tahun 2025.
Ia menekankan bahwa haji sejatinya bukan hanya perkara niat dan kemampuan finansial, melainkan panggilan dari Allah SWT yang mesti dilaksanakan sesuai aturan resmi.
“Ketika seseorang sudah mantap berniat berhaji namun prosesnya menyimpang dari ketentuan yang sah, maka bukan pahala yang diraih, melainkan bisa jadi justru membawa kerugian,” jelas Kamarullah, saat ditemui MaduraPost di kediamannya, Minggu (15/6/2025) kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Realita Haji 2025: Visa Furoda Tak Terbit
Kamarullah juga menyingkap fakta menarik seputar penyelenggaraan haji tahun ini. Ia mengungkapkan bahwa tidak ada satupun visa haji Furoda yang dikeluarkan untuk jemaah Indonesia karena akses pengguna (user) tidak dibuka oleh pihak Kerajaan Arab Saudi.
Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa uang tak serta-merta menjamin keberangkatan ibadah haji.
“Visa itu hanya alat masuk ke wilayah Arab Saudi, bukan jaminan sahnya seseorang bisa berhaji,” terang dia.
Jalur Reguler Pun Tak Bebas Masalah
Lebih lanjut, ia mengkritisi asumsi bahwa jalur haji reguler adalah yang paling aman. Menurutnya, masih banyak calon jemaah haji reguler yang gagal berangkat lantaran kendala teknis dan administratif seperti visa yang belum tersahkan atau ketiadaan tasreh, izin resmi dari pemerintah Arab Saudi untuk beribadah haji.
“Banyak yang sudah pegang visa, tapi tetap tak bisa berhaji karena tak punya tasreh. Bahkan ada juga yang sudah lengkap dokumennya, tetap saja gagal berangkat akibat kesalahan teknis dari penyelenggara,” tuturnya.
Seruan untuk Lebih Cermat dan Profesional
Kamarullah mendesak semua pihak, terutama Kementerian Agama Kabupaten Sumenep, agar lebih serius dan akurat dalam mempersiapkan keberangkatan para calon jemaah haji.
Ia menggarisbawahi pentingnya memilih petugas haji yang berpengalaman dan memiliki kapasitas, bukan hanya berdasarkan kedekatan personal.
“Bayangkan, jutaan umat Islam dari berbagai negara berkumpul dalam waktu bersamaan di Tanah Suci. Jika yang mengelola tidak ahli, dampaknya bisa fatal. Ini bukan pekerjaan iseng,” tegasnya.
Ajak Warga Sumenep Saling Belajar dan Berbagi
Di akhir keterangannya, Kamarullah mendorong masyarakat Sumenep untuk saling mendukung dan berbagi pengetahuan seputar haji.
Menurutnya, pertukaran informasi dan pengalaman akan membantu menghindari kesalahan serupa di masa depan.
“Baik yang memilih jalur reguler, plus, maupun furoda, mari saling mendukung. Yang utama adalah kesiapan mental dan fisik, serta memahami secara utuh regulasi yang berlaku,” tukasnya.***
Penulis : Miftahol Hendra Efendi
Editor : Nurus Solehen
Sumber Berita : Redaksi MaduraPost