PAMEKASAN, MaduraPost – Upaya memperingati 1.000 hari wafatnya KH. Muhammad Syamsul Arifin, Pengasuh Ponpes Darul Ulum Banyuanyar, kisah-kisah inspiratif dari beliau terus menjadi sumber motivasi bagi banyak orang.
Dalam sebuah kajian Tafsir Jalalain yang diadakan untuk mengenang beliau, pesan-pesan bijak dari KH. Muhammad Syamsul Arifin terungkap dalam cerita menarik tentang upaya mencari pemahaman yang utuh melalui sebuah analogi sederhana, namun bermakna mendalam.
Beliau memberikan sebuah analogi yang menggambarkan kehidupan tanpa ilmu sebagai ruangan gelap. Dalam kegelapan itu, sekelompok orang diminta untuk meraba seekor gajah untuk memahaminya.
Setiap orang meraba bagian yang berbeda, dan dari pengalaman mereka, mereka mencoba menggambarkan apa yang mereka raba. Ada yang menggambarkan gajah seperti cambuk karena mereka hanya meraba ekornya.
Sedangakan yang lain berpendapat bahwa gajah itu seperti daun talas karena meraba telinganya. Namun, ketika ruangan itu diberi cahaya, mereka baru menyadari kebenaran tentang gajah yang sebenarnya.
Analogi sederhana ini memiliki makna yang dalam. Gelapnya ruangan menggambarkan kehidupan tanpa ilmu yang sesungguhnya. Tanpa ilmu, kita sering kali hanya melihat bagian-bagian kecil dari gambaran yang sebenarnya.
Ilmu, diibaratkan sebagai cahaya, membantu kita memahami dunia dengan lebih utuh dan jelas. Beliau menjelaskan bahwa ilmu adalah cahaya yang memberikan pemahaman yang mendalam dan membawa kita keluar dari kebingungan.
Beliau menekankan pentingnya ilmu dalam membimbing kita menuju pemahaman yang lebih baik tentang dunia dan diri kita sendiri.
Kajian ini mengajak kita untuk selalu mencari ilmu yang bermanfaat, karena dengan ilmu, kita dapat mengatasi kebingungan dan menemukan jalan keluar dari kegelapan.
Beliau juga menegaskan bahwa status sebagai santri atau bukan bukanlah penentu utama dari seseorang. Yang lebih penting adalah bagaimana seseorang menjalankan ajaran agama dan mempertahankan konsistensinya dalam kebaikan dan kebenaran.
Semoga kita semua diberkahi dengan cahaya ilmu oleh Allah SWT, yang membawa kita menuju pemahaman yang lebih mendalam dan terang benderang dalam kehidupan ini.
Kesimpulan dari kisah inspiratif ini adalah, dalam pandangan beliau, akhlak dan keistiqamahanlah yang sesungguhnya membedakan seseorang, bukan sekadar status sebagai santri atau bukan.***