SUMENEP, MaduraPost – Akibat tersambar petir, nelayan asal Desa Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, sempat hilang dan ditemukan tewas.
Nelayan beridentitas laki-laki tersebut bernama Supriyadi (31), warga Kampung Kota, RT 001/ RW 003, Kepulauan Sapeken.
Pria kelahiran 1990 ini ditemukan tak bernyawa sekitar pukul 15.00 WIB, Selasa (16/11/2021) kemarin. Awalnya, Supriyadi sempat hilang karena tersambar petir di perairan laut Sapeken.
Menurut kronologis yang didapat polisi dari warga, bermula pada hari Minggu, 14 November 2021 sekitar pukul 05.30 WIB kemarin. Supriyadi berangkat dari rumahnya untuk mencari beragam jenis ikan, mulai dari ikan biasa hingga gurita dengan cara dipancing.
Sayangnya, niat baik Supriyadi malah menghasilkan mala petaka. Pasalnya, pada saat dirinya melaut bersama satu temannya yang bernama Apriyadi, musibah malah datang.
“Korban ini melaut menggunakan perahu atau sampan. Tapi tidak bersamaan dengan temannya. Teman korban ini menggunakan perahu lain,” ungkap Kasubbag Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, dalam rilisnya, Rabu (17/11).
Sekitar pukul 09.30 WIB, saat keduanya asik memancing ikan, cuaca mulai tak bersahabat. Buruknya, awan yang sudah mulai mengabu dan gemuruh langit telah berbunyi menandakan hujan akan datang.
Saat itu, Supriyadi dan temannya berniat kembali pulang ke daratan. Namun tiba-tiba, perahu milik Supriyadi disambar petir. Kagetnya, teman Supriyadi yakni Apriyadi yang tak jauh saat mengayuh perahu tradisional itu juga ikut imbas sambaran peristiwa alam tersebut. Nahas, dari insiden itu Supriyadi hilang.
“Teman korban yang berada di perahu lain berjarak kurang lebih 7 meter, juga pingsan terkena imbas sambaran petir,” terangnya.
Hilang selama 3 hari, sanak famili korban melakukan pencarian dibantu warga dan petugas Timsar, akhirnya jasad Supriyadi baru ditemukan.
Supriyadi ditemukan pada Selasa, 16 November 2021 sekitar pukul 15.00 WIB, diperairan laut berjarak kurang lebih 1,5 mil dari bibir pantai, desa setempat.
Tim pencari menemukan Supriyadi dengan kondisi mengambang. Supriyadi ditemukan jasatnya tidak jauh dari tempat saat korban tersambar petir. Pada peristiwa ini, pihak keluarga Supriyadi enggan melakukan autopsi tubuh korban.
“Mengingat kejadian tersebut adalah takdir yang maha kuasa, pihak keluarga mengikhlaskan musibah tersebut dan akan dilakukan pemakaman mayat sebagaimana mestinya,” tukasnya.