SUMENEP, MaduraPost – Hati seorang petani mana yang tak luluh lantah jika sawah ladangnya terendam banjir. Melihat kondisi tersebut, baru-baru ini di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, ratusan hektar sawah milik petani tenggelam.
Ribuan hektar sawah para petani di Desa Patean, Kecamatan Batuan, terendam banjir dan telah menjadi langganan setiap tahunnya. Buktinya saja, setiap musim hujan datang, kawasan ini selalu membuat sawah menjelma seolah seperti danau.
Salah satu petani setempat mengaku telah terbiasa melihat kondisi itu setiap tahunnya. Meski dampaknya merugikan tanaman milik petani itu sendiri. Tentu, selayaknya para petani mengharap solusi kepada Pemerintah agar mendapatkan asuransi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Hingga saat ini tidak ada respon Pemerintah. Ini sudah menjadi musibah tahunan, dan kami tidak mendapatkan asuransi,” ujar Surahman (70), pada media ini, Rabu (6/1).
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Holtikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Sumenep, Arif Firmanto menyatakan solusinya untuk para petani segera mengajukan asuransi.
“Ya mereka harus ajukan asuransi. Bagi petani yang tidak mengajukan, ya tidak akan mendapatkan,” terangnya, saat dikonfirmasi melalui sambungan selularnya.
Disamping itu, belum diketahui secara pasti data keseluruhan para petani selama tahun 2020 lalu yang telah mendapatkan asuransi.
“Datanya ada, saya masih mau rapat,” kata Arif, sambil menutup panggilan telfonnya.
Untuk diketahui, banjir yang menimpa sawah petani ini sudah terjadi sejak Selasa (5/1/2020) sore kemarin. Pantauan media ini, aliran air dari sawah mengalir hingga menggenang ke jelan raya, tepat di gerbang masuk kuda terbang, Kota Sumenep. Hingga Rabu (6/1) siang, hujan kembali Kabupaten berlambang kuda terbang tersebut.
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sumber Daya Air (SDA) Sumenep, Chainur Rasyid memastikan, apabila banjir yang mengepung persawahan warga terjadi akibat kiriman air dari kali sarokah, Desa Saronggi, Kecamatan Saronggi.
“Itu kiriman dari kali sarokah. Kali sarokah itu kiriman juga dari dam di daerah Lenteng,” ucap dia.
Pihaknya menyebutkan, apabila soal pengairan menjadi kewenangan Provinsi. Pihaknya mengaku telah mengirimkan surat dalam rangka dilakukan normalisasi.
“Kita telah berkirim surat ke Provinsi. Sudah kita bentuk untuk dilakukan normalisasi dam air yang ada di daerah Kecamatan Lenteng,” pungkasnya. (Mp/al/kk)