SUMENEP, MaduraPost – Komunitas Arya Wiraraja (Jawara) Sumenep, Madura, Jawa Timur ikut serta meriahkan Momentum Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2022, dengan cara cukup sederhana. Rabu, 9 Februari 2022.
Pada momentum tahunan ini, mereka hanya menggelar ngopi bareng di salah satu warung kopi (warkop) sembari mengenang para pahlawan pers Nasional.
Mereka juga menggelar doa bersama berharap para pahlawan pers bahagia dan mendapat tempat yang baik. Gelar ngopi bareng diambil sebagai simpul kemesraan dan tali persaudaraan antar insan pers.
Di sisi lain, ngopi bagian dari merefleksi diri agar pikiran tetap tenang. Demikian disampaikan salah satu anggota komunitas Arya Wiraraja Sumenep.
“Kopi menjadi teman pendamping bagi kita yang membutuhkan inspirasi,” kata Mahrus Ali, wartawan Santrinews, Rabu (9/2).
Bagi para penikmatnya, kata dia, kopi memiliki arti yang cukup mendalam. Kopi tak hanya sekadar minuman saja, tetapi juga mengandung filosofi yang mendalam, terutama tentang kehidupan. Dengan meminum kopi terlebih dahulu, mungkin bisa menenangkan pikiran sebelum memulai aktivitas.
“Sebagai jurnalis, bagi kita perbanyak ngopi agar tak lupa menuliskan kebenaran,” cetusnya dengan tegas.
“Bila pikiran tenang, maka yang ditulis pula tenang, lugas dan terstruktur. Sebaliknya, jika agak ruwet, maka menulis pun bisa saja tidak konsentrasi, inovasi juga kadang ngadat. Maka kopi solusinya,” sembari menambahkan dengan menebar senyum lebar.
Sekedar informasi, Komunitas “Jurnalis Arya Wiraraja” hanyalah sebuah perkumpulan para kuli tinta yang tidak memiliki legal standing jelas, mereka terbentuk tiba-tiba, tak punya AD/ART dan tak punya susunan kepengurusan.
Sederhananya, di komunitas ini, hanyalah tongkrongan berbenah diri dalam menulis sambil melepas penat dengan secangkir kopi di setiap sudut trotoar.
Jadi jangan khawatir, bagi jurnalis muda yang suka diskusi dan sharing pengalaman dalam dunia tulis menulis bisa join di sini. Jika sudah matang, silakan bergabung dengan organisasi yang sudah diakui oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep.
Sedikit bercerita, mulanya, komunitas ini dibentuk pada tahun 2020 lalu dari hasil sebuah diskusi-diskusi kecil di warung kopi yang kemudian timbullah inisiatif untuk membuat wadah perkumpulan bagi para jurnalis yang belum bergabung di organisasi kewartawanan.
Dari hasil diskusi kecil inilah kemudian muncul nama Jurnalis Arya Wiraraja. Diketahui, Arya Wiraraja menjadi skenario penting dalam sejarah Sumenep, mulai dari cerita keraton, raja, panglima, dan peran penting pada masa lampau. Sebab musabab sejarah itulah, kata Arya Wiraraja dirasa tepat digunakan. Mengingat, nama itu memiliki ikon keras, bijaksana, pemimpin, dan menjadi pemeran utama (penting).
“ARYA WIRARAJA”. Sementara kata ini, lebih mendominasi kepada salah satu peradaban sejarah kehidupan yang diukir oleh lakon-lakon cerita rakyat. Di daerah kami, Kabupaten Sumenep, Pulau Garam, Madura, nama Arya Wiraraja sangat tak asing. Bahkan, telah membimbing dengan cerita rakyat dan sejarah panjangnya.
Lalu, mengapa Jurnalis Arya Wiraraja harus lahir? Apa tujuannya?
Mereka yang terkumpul dalam Jurnalis Arya Wiraraja adalah sosok jurnalis muda (pemula). Mereka lebih suka nongkrong dan ngopi sambil diskusi, mencerna persoalan berita dengan data. Para Jurnalis muda ini kemudian berfikir bagaimana mereka belajar tentang Jurnalisme Data dan memahami lebih dalam intisari menjadi seorang jurnalis sejati.
Hadirnya komunitas ini adalah sebagai wadah perkumpulan beberapa jurnalis muda yang berdomisili di Kabupaten Sumenep dan mempunyai integritas tinggi, berjiwa skeptis dan mampu menyajikan berita akurat, aktual dan terpercaya. Selain ingin menjadikan seorang jurnalis yang berkarakter, juga tetap menjunjung tinggi kode etik jurnalistik. Lebih-lebih mengoreksi berita dan tulisan yang telah dimuat.
Meski bukan organisasi resmi, namun hadirnya komunitas yang terbentuk dari hasil diskusi kecil di warung kopi ini mendapat respon dan dan anggapan yang baik dari Pemkab Sumenep kala itu.
Sementara saat ini, sebagian dari mereka sudah ada yang bergabung ke organisasi kewartawanan yang diakui Pemkab Sumenep.