Scroll untuk baca artikel
Headline

Perubahan Iklim Hambat Produksi Garam di Indonesia

Avatar
19
×

Perubahan Iklim Hambat Produksi Garam di Indonesia

Sebarkan artikel ini
BEKERJA. Potret petani garam di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, saat musim panen.

SUMENEP, MaduraPost – Produksi garam di Indonesia kini menghadapi tantangan serius akibat perubahan iklim yang semakin sulit diprediksi.

Perubahan pola cuaca yang tidak stabil telah mengganggu musim kemarau, periode yang biasanya menjadi puncak produksi garam.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Musim kemarau yang biasanya panjang dan kering kini sering terganggu oleh hujan yang datang tiba-tiba.

Baca Juga :  KKN Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura Bantu Masyarakat Sukseskan Vaksinasi

Situasi ini sangat mempengaruhi proses produksi garam karena hujan dapat mencairkan kristal garam yang sedang terbentuk.

Humas PT Garam Madura, Miftahol Arifin menyatakan, bahwa fenomena ini disebabkan oleh aktivitas gelombang Rossby dan arus balik Samudra Hindia yang disebut arus Kevin, sebagaimana diinformasikan oleh BMKG.

“Interaksi kedua sistem cuaca global ini memicu hujan di tengah musim kemarau, mengganggu proses penguapan air laut untuk menghasilkan kristal garam,” ungkap Mifta pada MaduraPost, Jumat (2/8).

Baca Juga :  Hari Mangrove Sedunia, Pemkab Sumenep Tanam 500 Pohon Mangrove di Pantai Matahari Desa Lobuk

Akibat cuaca yang tidak optimal, produksi garam mengalami penurunan signifikan.

“Proses panen garam yang terganggu oleh cuaca mengakibatkan penurunan produksi sekitar 25 hingga 30 persen,” jelas Mifta.

Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, produsen garam di Indonesia harus beradaptasi dengan tantangan baru yang dibawa oleh perubahan iklim.***