PAMEKASAN, MaduraPost – Pelayanan Rumah Sakit Umum (RSU) Mohammad Noer di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, diprotes sejumlah masyarakat imbas kurang merespons hingga gagal mengantarkan pasien merujuk ke rumah sakit luar daerah.
Hal tersebut dialami keluarga pasien H. Sukrisno saat orang tuanya dalam kondisi kritis. Padahal mendahulukan keselamatan pasien mestinya jadi prioritas. Bukan malah justru sebaliknya.
Pasalnya pada Senin (20/11/2023) sekitar pukul 08.30 WIB, pasien yang dirawat mengalami kehilangan kesadaran. Kondisi yang semakin memburuk itu, pihak keluarga justru ingin merujuk ke rumah sakit di Surabaya.
Di tengah rasa khawatir keluarga, pelayanan RSU yang berlokasi di Jalan Bonorogo, Lawangan Daya, malah terkesan mementingkan administrasi rujukan ketimbang mendahulukan keselamatan pasien.
Meski demikian, pihak keluarga langsung menyelesaikan administrasi rujukan. Akan tetapi lagi-lagi pelayanan rumah sakit pelat merah milik Pemprov Jatim ini terkendala tidak ada karyawan yang bertugas yakni sopir ambulance dan perawat.
“Setelah menunggu hingga dua jam pasca administrasi selesai, kami tanya kepada petugas karena tak kunjung dirujuk, ternyata sopir ambulans dan perawat belum ada,” ungkap Sukrisno.
Kejadian tersebut membuat keluarga pasien kurang menaruh harapan baik dalam menilai pelayanan RSU. Sebab membiarkan pasien terkatung-katung hanya tidak ada karyawan yang bertugas, semestinya tidak terjadi.
Sehingga pasien meski sudah gawat-darurat, lelet tidak menjadi kebiasaan dalam melayani rujukan pasien.
“Jika demikian, apakah kita harus menunggu pasien kritis hingga terjadi sebuah hal yang tidak diinginkan, baru pihak rumah sakit memberikan pelayanan baik. Kalau begini, mending para karyawannya untuk ditindak,” ujarnya.
Sukrisno meminta manajemen rumah sakit untuk berbenah demi terwujudnya pelayanan baik kepada masyarakat. Termasuk pihak manajemen tidak sungkan menegur dan mengontrol semua para karyawan.
“Jika tidak ditindak, kami akan mengadukan laporan kepada pihak terkait secara resmi. Sebab buruknya pelayanan rumah sakit akan berimbas kepada hak pasien yang sudah dijamin undang-undang,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur RSU Mohammad Noer Pamekasan dr. Nono Ifantono mengakui terhadap kejadian kurang mengenakkan tersebut.
Alasannya karena karyawan yang bertugas untuk mendampingi pasien, memang sedang tidak bertugas atau masuk dinas.
“Info dari Kasi Keperawanan, perawat yang ditugaskan untuk mendampingi rujukan pasien ke Surabaya adalah perawat yang sedang tidak masuk dinas,” kata dr. Nono.
Atas kejadian tersebut, dr. Nono memberikan kebijakan agar siapapun perawat yang bertugas di hari itu, bila kedapatan ada rujukan pasien, maka perawat tersebut yang bertugas mendampingi.
“Tadi saya sudah instruksikan agar perawat yang mendampingi rujukan adalah perawat yang saat itu sedang bertugas,” ujarnya.
Kemudian dr. Nono merespons anggapan tidak ada petugas sopir ambulance. Padahal sopir tersebut ada, akan tetapi ia sedikit memerlukan waktu untuk mempersiapkan kendaraannya.
‘Tadi saya sudah instruksikan kepada koordinator driver untuk memarkir mobil ambulance di sekitar UGD agar cepat merespons kebutuhan yang semata-mata bila datang mendadak,” ucapnya.
Lebih lanjut, pihaknya meminta maaf kepada keluarga pasien dan masyarakat atas ketidaknyaman pelayanan yang sudah sedikit membuat rasa kecewa.
“Terima kasih info dan masukanya. Ke depan pelayanan rumah sakit akan kami perbaiki,” pungkasnya.***