![]() |
Ilustrasi Googgle |
SAMPANG, Madurapost.co.id – Keluarga Almarhum Adi Putra masih sedang berduka. Isak tangis keluarga masih terus menyelimuti. Adi meninggal dunia di RSUD Bangkalan pada senin (29/4) lalu, setelah terlibat kecelakaan namun tak mampu ditangani Puskesmas Banyuates.
Bocah yang masih berstatus sebagai pelajar SDN itu diduga meninggal akibat pelayanan Puskesmas Banyuates buruk pasca terlibat kecelakaan. Sebab saat tiba di puskesmas, pasien hanya dirawat oleh satu petugas medis.
Saat itu keluarga berkeinginan untuk dirujuk ke RSUD Bangakalan. Itu sebabnya kondisi Adi terlihat tampak semakin kritis. Akan tetapi keinginan itu lagi-lagi mengalami kendala, yakni kunci mobil ambulan keselip hilang.
Nurul Arifin keluarga korban mengatakan, ketika Adi tiba di puskesmas tidak menjumpai seorang dokter. Kecuali hanya perawat. Ia menduga saat melayani tidak bisa menganalisa mau dirujuk atau tetap dirawat.
“Ketika administasi rujukan sudah selesai, kemudian mengangkat Adi ke mobil ambulan. Namun kontak ambulan hilang,” kata Nurul.
Menurut dia, Adi masuk sekira pukul, 13 00 WIB. Hingga ditemukan kontak ambulan itu sampai pukul, 14.30 WIB. Setelah hendak dilarikan ke RSUD Bangkalan, namun sopirnya tidak ada.
“Dari pihak pusekemas tidak ada iktikad baik untuk memanggil dokter. Hanya satu perawat saja yang menangani,” jelasnya.
![]() |
Foto wartawan madurapost.co.id saat mendatangai kediaman korban |
Dia meminta ke pihak puskesmas supaya kejadian pelik ini tidak kembali terulang menimpa pasien lain. Sehingga pelayanan lebih maksimal. Terlebih urusan kemanusiaan bukan hewan.
Sementara Kepala Puskesmas Banyuates dr. Endang Murdaningrum mengungkapkan, sebelum kejadian itu, staf puskesmas sudah menyiapkan semua alat perawtan pasien, termasuk sopir, kemudian mobil ambulan diklaim sudah dihubungi.
“Karena takut ada rujukan sudah sampai di UGD, tapi begitu pasien datang langsung kita tangani. Kami sudah melakukan perawatan dulu dan waktu itu yang datang cuma satu pasien,
“Kalau merujuk bukan langsung berangkat harus ada penanganan dan menelepon UGD rumah sakit. Kemudian membuat surat rujukan, setelah selesai baru mobil ambulan disiapkan,” tukas Endang. (mp/man/rul)