PAMEKASAN, MaduraPost – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pamekasan mencatat prestasi gemilang dengan meraih tingkat partisipasi pemilih tertinggi di Jawa Timur pada Pemilu 2024.
Berdasarkan data resmi, angka partisipasi masyarakat di Pamekasan mencapai 87,57%, meningkat signifikan sekitar 6-7 persen dibandingkan pemilu sebelumnya.
Capaian ini melampaui kabupaten dan kota lain di Jawa Timur, sekaligus menunjukkan keberhasilan KPU Pamekasan dalam mendorong kesadaran masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.
Ketua KPU Pamekasan, Mahdi, menyebutkan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi berbagai pihak dalam menjalankan program-program sosialisasi yang inovatif dan menyasar berbagai segmen masyarakat.
“Kami memaksimalkan semua program yang telah direncanakan, terutama dalam meningkatkan partisipasi masyarakat. Salah satunya dengan memperluas kegiatan sosialisasi hingga ke pelosok desa,” ujar Mahdi pada Selasa, 24 Desember 2024.
Berbagai program sosialisasi yang dilakukan KPU Pamekasan terbukti efektif dalam menjangkau masyarakat luas. Program Goes to Campus, yang sebelumnya hanya dilaksanakan di tiga kampus, kini diperluas menjadi lima kampus.
Program Goes to School untuk pemilih pemula juga diperluas hingga ke kecamatan dan desa, melibatkan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang langsung menyambangi SMA dan SMK.
Tidak hanya itu, segmen perempuan mendapatkan perhatian khusus melalui program sosialisasi yang diperluas hingga tingkat kecamatan.
Selain itu, KPU menggandeng berbagai organisasi masyarakat seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Islam (Persis), dan Syarikat Islam (SI) untuk mendukung penyebaran informasi secara lebih luas.
“Kami juga melibatkan media dan wartawan untuk membantu menyebarkan informasi kepada masyarakat, sehingga pesan kami bisa diterima lebih cepat dan efektif,” tambah Mahdi.
Pendekatan berbasis agama menjadi strategi unik KPU Pamekasan. Pada masa tenang, dua hari menjelang pemilu, ajakan memilih disampaikan melalui musala dan masjid di seluruh wilayah kabupaten.
Strategi ini dianggap efektif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hadir di tempat pemungutan suara.
Mahdi menambahkan bahwa edukasi tentang pentingnya memilih dan manfaat demokrasi menjadi salah satu fokus utama KPU.
“Kami ingin masyarakat memahami bahwa setiap suara memiliki peran besar dalam menentukan masa depan bangsa,” jelasnya.
Sasaran utama sosialisasi mencakup generasi muda, terutama Gen Z, siswa SMK dan SMA berusia 17 tahun ke atas, serta organisasi kepemudaan.
Wartawan pemula juga dilibatkan dalam menyebarkan semangat demokrasi kepada masyarakat luas.
Capaian KPU Pamekasan ini diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain dalam mendorong partisipasi masyarakat.
Tingkat partisipasi yang tinggi tidak hanya mencerminkan kesuksesan penyelenggaraan pemilu, tetapi juga menunjukkan tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya hak pilih mereka.
“Kami akan terus berinovasi untuk memastikan masyarakat Pamekasan semakin aktif berpartisipasi dalam setiap proses demokrasi,” pungkas Mahdi.
Dengan prestasi ini, Pamekasan berhasil menunjukkan bahwa pemilu bukan hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga tentang membangun budaya demokrasi yang inklusif dan berkelanjutan.***
PENULIS: Wahyu Abdillah