SUMENEP, MaduraPost – Rumah warga di Dusun 3, Desa Pagerungan Besar, Kecamatan Kepulauan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, terbakar akibat disambar petir.
Kejadian tersebut berlangsung pada Sabtu, 30 November 2024, sekitar pukul 18.45 WIB. Rumah yang terbakar adalah milik Aminah, seorang nenek berusia 60 tahun. Api dengan cepat menghanguskan seluruh bangunan miliknya.
Meskipun kebakaran tersebut berlangsung cukup lama, warga setempat berusaha memadamkan api dengan alat seadanya.
Namun, usaha mereka tidak membuahkan hasil yang memadai karena di Kepulauan Sapeken tidak tersedia petugas atau sarana pemadam kebakaran.
Didit Jaswadi, cucu dari korban, memberikan penjelasan bahwa dugaan sementara penyebab kebakaran adalah petir yang menyambar antena penguat sinyal telepon genggam yang dipasang di rumah tersebut.
“Kerugian akibat kebakaran ini ditaksir sekitar Rp 40 juta. Beberapa barang yang musnah antara lain 13 unit kusen aluminium yang biasa diperdagangkan, 3 lemari, kasur dan springbed, serta sebuah televisi lengkap dengan perangkatnya,” ujar Didit pada Minggu (1/12/2024) malam.
Kepada media, ia menggambarkan betapa cepatnya api melahap rumah neneknya itu.
“Kami sudah berusaha memadamkan api dengan peralatan yang sangat terbatas, tetapi api begitu besar. Seharusnya ada petugas pemadam kebakaran di sini, apalagi kawasan seperti Sapeken yang rentan bencana,” jelas Didit.
Insiden ini semakin menyoroti minimnya fasilitas pemadam kebakaran di wilayah tersebut, yang hingga kini tidak memiliki pos pemadam resmi. Warga merasa sangat khawatir jika peristiwa serupa kembali terulang.
Peristiwa kebakaran ini bukan kali pertama terjadi. Beberapa tahun lalu, warga juga mengalami kesulitan saat menghadapi kebakaran kecil yang sulit dipadamkan karena terbatasnya fasilitas dan tenaga pemadam kebakaran.
“Kami pernah mengalami kebakaran di malam hari dan harus menunggu tim pemadam dari Sumenep. Sementara itu, api terus membakar rumah kami. Kami sangat membutuhkan pos pemadam kebakaran di sini,” ungkap Maman, salah satu warga yang juga turut berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya, seperti ember.
Warga setempat kini sangat berharap agar pemerintah daerah segera menanggapi kebutuhan mendesak ini.
Kehadiran pos pemadam kebakaran dinilai penting, tidak hanya untuk mengatasi kebakaran akibat sambaran petir seperti yang baru saja terjadi, tetapi juga untuk meningkatkan keselamatan dan mengurangi kerugian yang disebabkan oleh kebakaran yang semakin sering terjadi.
“Ini bukan hanya masalah rumah saya, tetapi juga menyangkut keselamatan semua warga di sini. Kami berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini,” tegas Didit.***