SAMPANG, MaduraPost – Petani cabe jamu di Kecamatan Sokobanah banyak mengeluh, pasalnya harga hasil panennya turun drastis bulan ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Buk Sahriyeh, petani asal Sokobanah. Menurutnya harga cabe jamu sekarang sudah tidak ideal lagi untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
“Dulu satu kilo cabe bisa ditukar dengan beras satu karung ukuran kecil, tapi sekarang udah enggak lagi,” katanya.
Senada dengan petani, salah seorang pedagang yang berada di pasar Batu Lenger Sokobanah juga mengeluh akibat turunnya harga cabe. Nanda misalnya, yang kesehariannya membeli langsung dari petani merasakan kerugian yang sangat besar ketika di jual ke pengepul di Surabaya.
“Sekarang harganya paling mahal 42.000 di Surabaya, sebelum kita jual kesana kita membeli ke petani dengan harga 50.000. Kita rugi banyak kan?,” tururnya kepada media ini.
Ia pun menjelaskan, sampai sekarang pihaknya belum mengetahui secara pasti apa penyebab dari turunnya harga jual cabe jamu tersebut.
“Saya belum tau pasti mas, tapi yang jelas ketika kami ngirim ke surabaya harga sangat turun drastis tidak sesesuai dengan harapan,” imbuhnya.
“Kami berharap pemerintah bisa menstabilkan harga jual cabe jamu ini, agar petani sejahtera dan pedagang kecil seperti saya ini bisa mendapatkan keuntungan,” pungkasnya.
Ditemui terpisah di ruangannya, Kepala Dinas Pertanian melalui Kabid Perkebunan mengatakan, anjloknya harga cabe disebabkan karena ada pedagang yang menjual dagangannya dengan cara nakal.
“Ada salah seorang pedagang yang mencampur cabe jamunya dengan bunga buah kelapa,” katanya, Senin (20/1/2020).
“Memang tidak semua curang, akan tetapi satu saja yang ketahuan curang seperti itu akan berpengaruh pada pedagang yang lain,” tuturnya. (mp/ron/rul)