SUMENEP, MaduraPost – Dinas Koperasi UMKM dan Perindag Sumenep ajak para pelaku usaha bangkit pasca pandemi Covid-19 melanda Indonesia, utamanya Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Rabu, 8 Juni 2022.
Melalui PT Sumekar Bangun Persada yang berkerjasama dengan Dinas Koperasi UMKM dan Perindag Sumenep, berhasil menjadi pelaku usaha yang pertama kali mengirim daun kelor ke Negara China.
“Dengan adanya ekspor ini menjadi memontum utamanya bagi pelaku UMKM di Sumenep agar bisa naik kelas. Artinya, pada saat pasca pandemi kita tidur dan tidak ada aktivitas ekonomi, pada saat inilah kita mulai bergerak untuk berangsur naik,” kata Chainur Rasyid, Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perindag Sumenep, Rabu (8/6).
Pihaknya bersyukur dengan terobosan perdana tersebut, sebab hal ini dinilai menjadi pemicu dan penyemangat bagi pelaku UMKM yang lain agar bisa melakukan ekspor yang sama.
“Tidak hanya pada komoditi kelor saja tapi pada komuditas yang lain. Insyaallah nanti didukung oleh pemerintah daerah, UMKM kita step by step mulai dari perijinan dulu kita fasilitasi, kemudian bagaimana manajemen mutunya, baru setelah itu kita bantu mencarikan pasar-pasar,” kata Chainur memaparkan.
Dia menyebut, Kabupaten Sumenep tidak hanya bisa mengekspor daun kelor, apalagi hanya melihat dari bibit saja, melainkan semua potensi bisa ditanam.
“Selain daun kelor kering menjadi salah satu bahan baku yang bisa kita jual ke luar Negeri, potensi yang lain akan kami dorong juga,” ujarnya.
“Kami meminta dorongan kepada masyarakat untuk bisa mensupport terhadap pelaku UMKM di Sumenep,” tambahnya.
Chainur pun mencontohkan, produk lain seperti serabut kelapa bisa dikemas menjadi serat dan bubuk untuk menjadi kebutuhan di pasar-pasar luar Negeri.
“Seperti pembuatan bahan kimia dan lainnya. Ada yang berbentuk serbuk, cairan maupun daun kering. Nah yang dikirim saat ini bentuknya adalah daun kering, itu dijadikan sebagai bahan baku kosmetik yang ada di Negara China,” kata dia menjelaskan.
Dia berharap, adanya daun kelor yang sukses di ekspor ke Negara China menjadi penyemangat agar UMKM yang lain bisa bangkit.
“Misalnya ada kripik singkong dan komuditas yang lain. Tidak hanya pada olahan saja, melainkan ukiran juga bisa kita ekspor, seperti keris dan batik,” pungkasnya.