SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Headline

Disperta Sampang Gelar Sosialisasi Percepatan Regenerasi Petani Melalui Gubug Milenial FARM

Avatar
×

Disperta Sampang Gelar Sosialisasi Percepatan Regenerasi Petani Melalui Gubug Milenial FARM

Sebarkan artikel ini
Acara Sosialisasi saat berlangsung di Aula Disperta Sampang. (MaduraPost/Saman Syah)

SAMPANG, MaduraPoat –  Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Sampang menggelar sosialisasi percepatan Regenerasi petani melalui gubug milenial FARM.

Hadir dalam acara tersebut, Sedakab Sampang, para pemuda milenial di Kabupaten Sampang, petugas pendampingan, pengusaha pupuk, distributor pupuk, petugas produsen benih dan dari Pondok Pesantren dari petani.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Plt. Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Sampang, Suyono mengatakan, sosialisasi percepatan regenarasi petani melalui gubug milenial FARM di Sampang ini, salah satu proyek perubahan yang harus dihasilkan oleh peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) di tingkat dua tahun 2021 di laksnakan BPAJM Jawa Timur.

Baca Juga :  Bantuan Traktor Tahun 2020 di Kabupaten Sampang Menunggu Kepastian Pemerintah Pusat

“Untuk di Sampang khususnya yang dari Dinas pertanian ada permasalahan yang memang harus segera dituntaskan yaitu regenerasi petani, hingga kita tahu bahwa yang mau bertani yang mudah-mudah, kalau ini dibiarkan bisa jadi nanti ke depan itu terjadi krisis pangan dan inilah yang kita gas Kemudian beliau selaku mentor ketika konsultasi disepakati dengan judul seperti itu,” katanya, Senin (24/04/2021).

Menurut Suyono, sengaja mengabil tema yang dilaksanakan di Sampang’ “Sosialisasi Percepatan Regenerasi Petani Melalui Gubug Milenial FARM di Sampang, namun Sosialisasi ini bisa menyampaikan kepada stakeholder kepada pengusaha pupuk dan pengusaha benih KTI dan KTNA, hingga ada beberapa dari pondok.

Baca Juga :  Mengenal Sosok Bripka Dedi Kurdianto, Anggota Polsek Banyuates Sampang

“Pertanian ini bisa dimulai dari mengubah mindset, jadi bertani itu tidak harus bergelut dengan lumpur, namun bertani itu bisa dimulai dengan anak didik ada di pesantren tidak hanya belajar ilmu dari pesantren bisa juga belajar cara bertani. Tapi ada kurikulum terkait dengan pengenalan pertanian nanti,” jelasnya.

Selain itu, ketika keluar dari Pondok Pesantren bisa menerapkan ilmu dari pesantren juga bisa menerapkan ilmu yang dari pertanian itu kebutuhan mereka.

Baca Juga :  Viral Mahasiswa Indonesia Asal Pamekasan Ingin Sukseskan Pemilu 2024 di Mesir

“Sosialisasi tersebut sifatnya adalah bahwa mengekspos artinya pendayagunaan pemuda milenial untuk bisa menggerakkan pembangunan pertanian di pedesaan ini ini tadi kita sampaikan kepada stekholder, bahkan mendapat dukungan dari KTI dan KTNA dan juga termasuk dari Pondok Pesantren,” imbuhnya.

“Harapan saya kedepan menginginkan generasi petani melenial, ada proses untuk pergantian petani yang hebat, karena yang muda ini pintar pegang HP bisa cepet menginformasikan, hingga bisa kordinasikan kedinas terkait,” pungkasnya.

Baca berita lainnya di Google News atau langsung ke halaman Indeks

Konten di bawah ini disajikan oleh advertnative. Redaksi Madura Post tidak terlibat dalam materi konten ini.