SUMENEP, MaduraPost – Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep menyiapkan strategi baru dalam pelaksanaan 110 event sepanjang tahun ini.
Kepala Disbudporapar Sumenep, Moh. Iksan menyebut, bahwa pelaksanaan kegiatan bersifat pentahelix, melibatkan masyarakat, komunitas, dan kelompok-kelompok sebagai penggerak utama.
Langkah ini diambil sesuai arahan Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, untuk memastikan setiap event berdampak pada geliat ekonomi masyarakat.
“Kita melibatkan banyak pihak untuk bersama-sama menyukseskan event ini. Jika ada masalah, kita evaluasi bersama, seperti yang terjadi pada Festival Tongtong. Masalah penundaan, lokasi, hingga pelaksanaan yang molor menjadi pembelajaran bagi kita,” ujar Iksan pada MaduraPost, Jumat (24/1).
Salah satu langkah evaluasi yang dilakukan adalah membagi peserta Festival Tongtong menjadi dua sesi.
“Dari total 40 peserta, kita bagi 20 di hari pertama dan 20 di hari kedua. Ini untuk memastikan pelaksanaan lebih efektif dan tidak berlangsung hingga dini hari,” jelasnya.
Hal serupa juga diterapkan pada pelaksanaan event lain, seperti Jaran Serek. Menurut Iksan, komunikasi antara pemilik Jaran Serek, paguyuban, dan Disbudporapar harus lebih terbuka agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
“Transparansi sangat penting, terutama soal anggaran. Namun, terkadang pelaksana tidak menyampaikan segala sesuatu secara terbuka kepada peserta. Ini yang menjadi perhatian kami agar tidak terjadi lagi,” tegasnya.
Iksan menekankan, bahwa dari 110 event yang direncanakan, fokus utamanya adalah peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Ia berharap, setiap event dapat mendorong transaksi ekonomi masyarakat, termasuk peningkatan okupansi hotel.
“Semua event harus berdampak pada geliat ekonomi. Tidak boleh ada yang sekadar menghabiskan anggaran tanpa memberikan manfaat nyata. Harus ada perbaikan dari pelaksanaan, penampilan, hingga efek ekonominya,” katanya.
Sementara itu, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo menegaskan, bahwa seluruh kegiatan harus memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan menjadi motor penggerak ekonomi daerah.
“Tidak boleh ada event yang sekadar seremonial tanpa hasil nyata,” pungkasnya.***