SAMPANG, MaduraPost – Salah seorang pemuda yang sempat menghebohkan jagat maya gegara videonya yang melakukan gerakan shalat secara tidak lazim akhirnya memberikan klarifikasi dan minta maaf kepada publik.
Dalam video berdurasi 20 detik tersebut, tampak seorang pemuda memakai sarung, kaos warna merah dan peci hitam melakukan gerakan shalat dengan menggunkan sandal. Hal tersebut membuat kecaman dari berbagai pihak di media sosial.
Akibat ulahnya tersebut yang belakangan diketahui dalam video tersebut adalah Mustaien (30) warga Desa Pajeruan, Kecamatan Kedungdung, dipanggil oleh tokoh agama setempat guna meminta maaf kepada umat Islam atau ke publik.
Permintaan maaf tersebut dilakukan secara tertulis, lisan dan video dihadapan tokoh masyarakat yang disaksikan langsung oleh Rais Suriyah Ranting NU Desa Pajeruan KH Abd Mukit Sahwi, Ketua Tanfidziyah Ranting NU Kiai Abd Goffar, pengurus, pemerintah desa setempat, dan tokoh masyarakat.
Mustaien mengklarifikasi, dirinya meminta maaf kepada semua ulama beserta masyarakat terkait videonya yang sempat viral di media sosial. Diapun mengaku tidak ada niat untuk melecehkan agama menurutnya video tersebut dibuat secara iseng.
“Saya memohon maaf kepada semua tokoh ulama di seluruh dunia, terutama kepada Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziyah Ranting NU dan para kiai serta semua tokoh masyarakat setempat,” kata Mustaien di rumah Ketua Tanfidziyah Ranting NU Desa Pajeruan.
Menurutnya, semua itu adalah murni dari kehilafan dan kebodohan dirinya sehingga membuat resah masyarakat khususnya umat Islam.
“Saya berjanji siap dihukum adat maupun hukum negara apabila saya mengulangi kesalahan yang sangat bodoh ini,” ucapnya dengan nada tegas.
Sementara itu, Ketua Tanfidziyah Ranting NU Desa Pajeruan Kiai Abd Ghoffar mengatakan, bahwa semua pengurusnya sudah memaafkan.
Setelah ditanyakan kepada yang bersangkutan, video yang dibuat tersebut adalah dimaksudkan untuk menenangkan anaknya yang sedang menangis, dan mengku tidak ada niat untuk melecehkan agama.
“Alhamdulillah prosesklarifikasi sudah dilakukan mas, ternyata saat kami tanya itu hanya ingin menghibur anaknya yang sedang nangis,” tuturnya, Rabu (01/3/2023).
Tidak hanya itu, pesan Kiai Abd Ghoffar, bahwa agama itu tidak boleh dibuat mainan, kami pengurus sudah sepakat memaafkan.
“Semua manusia memiliki khilaf dan yang paling penting sudah meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi kembali,” pungkasnya.