PAMEKASAN, Madurapost.co.id – Samhari, Caleg Partai Demokrat Dapil 3 membantah tuduhan tindak kekerasan yang dilakukan oleh dirinya kepada petugas Panwascam Waru Pamekasan, Madura, Jawa Timur.
Pasalnya, beberapa waktu lalu Samhari dikabarkan dan dituding melakukan pemukulan terhadap salah satu petugas Panwascam (Tohiruddin) yang sedang menurunkan APK pada Kamis malam (04/04) lalu.
Caleg Demokrat Dapil 3 ini menjelaskan, bahwa ada laporan dari salah satu warga Waru yang mengatakan bahwa baliho miliknya yang ada di Kecamatan Waru dirusak atau disobek oleh petugas.
“Untuk mengecek kebenaran hal tersebut, saya mendatangi TKP untuk memastikan bahwa ini benar atau tidak. Setelah saya sampai TKP ternyata benar baliho saya sudah tidak ada dan hanya tinggal kerangkanya saja,” kata Samhari menjelaskan. Senin (08/04)
Lanjut Samhari, karena baliho saya sudah tidak ada maka saya berupaya mendatangi kantor Kecamatan yang saya tau sebagai kantor sekretariat dari pada Panwascam Waru untuk meminta klarifikasi terkait hal ini. Saya menghubungi salah satu anggota Panwascam Waru yang bernama Tohir melalui via telepon.
“Tohir bilang ada dikecamatan, padahal saya ada di kantor Kecamatan sejak 30 menit yang lalu. Saya tanya lagi ternyata Tohir mengaku ada di Ahatan (salah atu dusun di desa waru timur) lagi menurunkan balihonya Nizar Zahro,” ujarnya.
Untuk memastikan siapa yang telah merusak baliho miliknya, Samhari mendatangi Tohir ke lokasi, kemudian bertanya kepada orang-orang yang sedang menurunkan APK.
“Saya turun dari mobil dan memperkenalkan diri secara baik-baik, dan bertanya betulkah sampean ini panwas dan siapa yang telah menyobek APK saya, Tohir menjawab bahwa dia yang telah menyobek nya,” tutur Samhari.
Karena emosi sudah menguasai, lalu Samhari menarik kerah baju Tohir dan meminta anggota panwas keseluruhan untuk naik ke dalam mobil, dan kembali ke TKP.
“Saya minta satu tuntutan, semua APK saya yang disobek harus disambung utuh kembali. Saya tekankan seperti itu, saya tungguin dan mereka isolasi APK saya sampai utuh menjadi satu lembar walaupun itu dengan isolasi dan mereka pasangkan kembali, setelah itu baru saya meminta maaf atas kejadian itu semua kepada ketiga petugas panwascam yang ada pada saat itu, terutama kepada ketuanya,” jelasnya.
Menurut Samhari, dirinya hanya menebus rasa jati diri yang telah dicederai oleh beberapa anggota panwascam.
“Kalau sudah seperti ini saya anggap selesai karena sudah dipasang kembali. Dan saya pulang dengan meminta maaf dan berpelukan dengan penuh persahabatan dan tidak ada masalah,” tegasnya.
Selain itu, menurutnya secara kelembagaan Panwascam tidak memenuhi aturan. Alasannya, panwascam Waru justru tidak melakukan sosialisasi terhadap hak dan kewajiban dari para kontestan pemilu, lebih-lebih dalam penertiban APK tidak melibatkan pihak terkait.
“Tindakan Panwascam yang menyobek APK saya, saya kira adalah tindakan sepihak seolah tidak senang terhadap partai demokrat,” Pungkasnya. (mp/efi/zul)