Bupati Pamekasan, Badrut Tamam, saat menandatangani peresmian kantor IPSAL didampingi dari pihak kementerian kelautan RI. (Foto: Efita/Biro Pamekasan) |
PAMEKASAN, Madurapost.co.id – Kantor Instalasi Pengembangan Sumber Daya Air Laut (IPSAL) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, telah diresmikan. Senin (08/04)
Peresmian tersebut ditandatangani oleh Bupati Pamekasan, Badrut Tamam, dan Kepala Badan Risert dan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan, R. Sjarief Widjaja. Disaksikan oleh Forkopimda, Polsek Pademawu, Universitas Mandiri, tokoh masyarakat dan para nelayan.
Bupati Pamekasan dalam sambutannya mengatakan, terdapat hubungan erat antara garam dan riset. Kalau dilihat dari kacamata riset dan kacamata istihoroh Kabupaten Pamekasan yang pas menjadi sentra garam nasional.
Badrut Tamam berharap, Kabupaten Pamekasan bisa menjadi sentra garam nasional utama.
“Pamekasan berfokus pada pengembangan di bidang ekonomi, reformasi birokrasi dan infrastruktur. Dengan adanya IPSAL, saya berharap Pamekasan menjadi kawasan ekonomi khusus dibidang garam,” harapnya.
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja mengatakan pihaknya akan mengupayakan bisa tercapai dari apa yang menjadi harapan Bupati Pamekasan.
“Kurangi impor garam dengan memperbaiki kualitas garam sendiri dan ketersediaan stok yang cukup. IPSAL ini adalah fasilitas kita. Saya mengajak Bupati Pamekasan untuk bersama-sama kembangkan hilirisasi garam,” katanya.
“Kami berharap, dengan teknologi yang kita miliki, dapat mengalirkan hasil riset dan teknologi tersebut ke desa-desa dan menjadikan Pamekasan sebagai sentra industri garam,” lanjut Sjarief.
Sementara, Kepala Pusat Riset Perikanan, Waluyo Sejati, mengatakan, Bupati Badrut Tamam berkeinginan agar garam di Pamekasan ini menjadi sentra garam.
“Mudah-mudahan ini bisa terlaksana, oleh karena itu seiring dengan waktu kami akan berjuang, yang tadinya hanya instalasi akan kami jadikan UPT,” katanya.
Selain itu, Waluyo menyampaikan, dalam waktu satu bulan kedepan pihaknya akan melatih 120 orang untuk bagaimana mengelola garam yang baik sehingga kualitasnya dapat dipasarkan dengan nilai yang wajar.
“Ini menjadi PR,” singkatny,
Lanjut dirinya, kedepan tidak lagi menjual garam dengan pola gelondongan, tapi sudah mulai pakai paketan kiloan tapi dengan merk.
“Satu bulan kedepan dalam pelatihan akan mengundang dari lembaga yang menertibkan SNI dan juga BPOM. Jadi agar semua memenuhi syarat kesehatan, kuwalitas, dan sebagainya. Sehingga nanti kalau dipasarkan memenuhi syarat standart yang berlaku,” jelasnya.
Waluyo berharap kedepan kita bisa memenuhi kebutuhan sendiri Negara ini. Dan dari sejak dulu Madura sudah dikenal dengan sebutan (Pulau Garam).
“Kedepan kita punya obsesi agar Indonesia mampu menjadi swasembada garam internasional,” pungkasnya. (mp/efi/zul)