SUMENEP, MaduraPost – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menekankan pentingnya penguatan ketahanan pangan dan gizi dalam Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) untuk periode 2025-2029.
Langkah ini menjadi prioritas utama demi mendukung kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing.
Kepala Bappeda Sumenep, Arif Firmanto mengungkapkan bahwa RAD-PG merupakan dokumen strategis yang mengintegrasikan kebijakan daerah dengan tujuan pembangunan nasional.
“RAD-PG harus mampu menyinkronkan perencanaan pembangunan di tingkat daerah dengan target nasional, terutama untuk meningkatkan mutu SDM,” ungkap Arif pada wartawan belum lama ini, Senin (27/1).
Dalam perencanaannya, RAD-PG tak hanya menitikberatkan pada penguatan ketahanan pangan dan gizi, tetapi juga mendorong partisipasi berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat umum, agar solusi yang dihasilkan tepat sasaran.
Salah satu fokus utama RAD-PG adalah memperkuat koordinasi antarinstansi, seperti Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan, dan Dinas Ketahanan Pangan. Menurut Arif, kerja sama lintas sektor sangat penting untuk memastikan program berjalan sesuai harapan.
“Kami yakin sinergi yang baik antara pemerintah dan masyarakat dapat menjadikan RAD-PG sebagai alat efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumenep. Program ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan pangan yang memadai serta pemenuhan kebutuhan gizi,” jelasnya.
Namun, Arif juga mengakui, bahwa pelaksanaan program ini menghadapi berbagai kendala, terutama dalam mempertahankan konvergensi antarinstansi.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi yang lebih intensif untuk mengatasi hambatan tersebut.
“Keberhasilan RAD-PG sangat bergantung pada sinergi berbagai pihak. Kami berharap semua elemen dapat berperan aktif dalam upaya menurunkan angka stunting dan memperbaiki kualitas gizi masyarakat Sumenep,” tambahnya.
Sebagai langkah awal, Bappeda Sumenep telah melakukan sosialisasi RAD-PG 2025-2029 guna meningkatkan pemahaman dan komitmen masyarakat terhadap program ini.
Sosialisasi tersebut juga bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak yang peduli terhadap isu ketahanan pangan dan gizi.
“Keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh keterlibatan seluruh elemen, baik pemerintah maupun masyarakat, dalam menjamin keberlanjutan ketahanan pangan dan gizi di Kabupaten Sumenep,” tukasnya.***