SUMENEP, MaduraPost – Penyelenggaraan Pekan Seni Madura (PSM) ke-9 akhirnya mencapai puncaknya dan resmi ditutup pada Selasa (18/6/2025) malam di Lapangan Kesenian Sumenep.
Penutupan ini dilakukan secara simbolis oleh Ketua STKIP PGRI Sumenep, Asmoni, yang menyampaikan apresiasi atas semangat kolektif seluruh pihak dalam menyukseskan acara ini, meski sempat terganggu oleh kondisi cuaca yang kurang bersahabat.
Meski diguyur hujan pada beberapa hari pelaksanaan, agenda PSM 9 tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Seluruh rangkaian kegiatan berhasil diselenggarakan sesuai rencana, tetap membawa semangat pelestarian budaya sebagaimana yang menjadi misi utama penyelenggara.
Penampilan grup musik dangdut lokal yang tergabung dalam PAMDAS (Pemerhati Artis Musik Dangdut Kabupaten Sumenep) menjadi penampilan pamungkas yang menutup rangkaian acara.
Kehadiran PAMDAS di panggung akhir PSM 9 seolah menjadi simbol bahwa seni rakyat masih menjadi denyut nadi utama dalam perkembangan budaya lokal.
Ari Firmansyah, Ketua Umum UKM Sanggar Lentera sekaligus mewakili panitia PSM 9, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dan mendukung kelangsungan kegiatan ini.
Ia menekankan pentingnya kontinuitas acara semacam ini sebagai bentuk konkret pelestarian seni Madura.
“Kami berharap kegiatan ini dapat terus berkelanjutan dan berkontribusi terhadap pariwisata serta citra budaya Sumenep sebagai Kota Keris,” ujar Ari Firmansyah, Kamis (19/6).
Senada dengan itu, Asmoni juga menyoroti pentingnya menghidupkan kembali budaya lokal melalui kegiatan seni seperti PSM.
Ia menilai bahwa keberadaan even semacam ini sangat penting dalam memperkuat identitas Sumenep sebagai kota destinasi wisata berbasis budaya.
“Mahasiswa kami UKM Sanggar Lentera dengan terobosannya telah menunjukkan aksi nyata dalam menghidupkan kesenian dan kebudayaan di Kabupaten Sumenep,” kata Asmoni.
Ia juga mengajak seluruh pelaku seni untuk terus memberikan ide dan kritik membangun demi kemajuan PSM di masa mendatang.
Dengan berakhirnya PSM 9, semangat untuk menjaga dan merawat warisan budaya Madura kembali digaungkan.
Panitia menyatakan bahwa meskipun berakar dari tradisi, Pekan Seni Madura tetap membuka ruang bagi ekspresi seni yang lebih modern, inklusif, dan membumi.***






