SUMENEP, MaduraPost – Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) tinjau langsung proses vaksinasi siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 setempat.
Vaksinasi tersebut telah berjalan selama kurang lebih dua hari dibeberapa sekolah negeri lainnya. Tak lupa, sekolah swasta menjadi sasaran program vaksinasi tersebut.
“Tadi kami telah melakukan vaksinasi, alhamdulillah dari anak-anak yang sudah divaksin tidak menerima gejala apapun. Mudah-mudahan ini menjsdi motivasi untuk seluruh pelajar di Kabupaten Sumenep,” kata Wabup Sumenep, Dewi Khalifah, saat diwawancara disela-sela vaksinasi, Senin (26/7).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, program vaksinasi itu telah bekerjasama dengan steckholder yang ada di Kabupaten Sumenep. Kemudian, adanya relawan vaksinator dari elemen mahasiswa yang membantu mensukseskan program vaksinasi itu.
“Vaksin ini adalah salah satu ikhtiar kita agar terhindar dari Covid-19. Kami juga akan bergandengan tangan bekerjasama dengan seluruh perguruan tinggi se Kabupaten Sumenep, pondok pesantren (Ponpes), dan tokoh masyarakat, untuk mensukseskan vaksinasi yang ada di Sumenep,” jelasnya.
Pihaknya berharap, target vaksinasi ini bisa tercapai, baik dari Ponpes, sekolah tinggi, ataupun masyarakat umum.
“Mudah-mudahan anak-anak yang sering bermedia sosial membantu kita untuk memberikan testimoni tentang bagaimana mereka mengikuti vaksinasi ini. Jangan takut untuk divaksin, insyaallah vaksin kita halal, aman, dan tidak berefek samping,” tambahnya.
Menurutnya, selama ini proses vaksinasi masih terkendali. Dia berharap agar program vaksinasi ini berjalan dengan lancar.
“Kendalanya mungkin adanya berita hoax yang takut tentang vaksin. Kalaupun sebenarnya vaksin ini sudah melewati beberapa tahapan. Artinya kalau mereka mempunyai penyakit penyerta dan tidak diperbolehkan untuk divaksin, itu akan disampikan oleh tim medis,” timpalnya
Terpisah, Siti Aisyah, salah satu siswi kelas XII jurusan tata busana mengaku senang saat divaksin. Dia mengatakan tidak menerima efek samping apapun usai divaksin.
“Kalau proses vaksinasinya itu tidak ada rasa apa-apa, nggak ada efek. Kecuali anak tersebut mempunyai riwayat penyakit, pasti ada efek sampingnya,” kata dia.
Dia pun mengajak agar siswa lain bisa mengikuti vaksinasi di sekolahnya itu. Soal vaksin yang diterimanya, Aisyah mengakui didukung oleh orang tuanya.
“Kalau saya malah disuruh untuk melakukan vaksin,” akuinya.
Ditanya soal vaksinasi menjadi syarat mengikuti proses pembelajaran di sekolah, Aisyah mengungkapkan tidak ada tekanan dari pihak manapun utamanya pihak sekolah.
“Kalau sekolah tidak ngekang untuk kita mau divaksin atau tidak. Tidak ada paksaan dari sekolah,” tandasnya.