SUMENEP, MaduraPost – Rahman, seorang mekanik asal Desa Andulang, Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep, Madura, menggeluti tiga bidang usaha demi memenuhi kebutuhan hidup sekaligus menafkahi keluarganya.
Selain membuka bengkel motor, ia juga berdagang motor dan mobil bekas, serta melayani jasa transaksi keuangan melalui mesin BRILink.
“Kalau tahu cara mengatur waktu, semua bisa jalan beriringan. Kuncinya disiplin, terutama dalam menjaga waktu shalat,” tutur Rahman, Minggu (27/4).
Rahman bercerita, usahanya di bidang perbengkelan sudah dimulai sejak masa lajang.
“Dulu saya melayani servis motor dan mobil. Motor saya kerjakan sendiri, kalau mobil, teman-teman di sekitar sini yang bantu,” kenangnya.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ia memutuskan untuk menghentikan layanan servis mobil dan beralih fokus ke jual beli mobil second.
“Kalau sekarang ya tinggal servis motor saja. Servis mobil sudah saya hentikan, teman-teman yang dulu bantu juga sudah banyak yang pindah kerja atau buka usaha lain,” sambungnya.
Menurut Rahman, biaya peralatan servis mobil cukup besar, sementara banyak rekannya memilih mencari peruntungan di luar Madura atau beralih menjadi penjaga toko, sehingga bengkel mobil pun ditutup.
“Saya merasa lebih cocok terusin servis motor. Pelanggan motor lebih ramai, pengerjaannya juga lebih ringan dan cepat,” ujarnya.
Sementara itu, usaha BRILink yang ia jalankan lebih bersifat sebagai tambahan saja, sekaligus membantu rekan-rekannya yang berbisnis mobil.
“BRILink ini sampingan. Biasanya kalau teman-teman butuh dana cepat, misal buat ngolak (membeli) dagangan, mereka hubungi saya,” jelasnya.
Ia memaparkan skema kerja sama yang kerap dilakukan dengan rekan bisnisnya.
“Misalnya ada mobil bagus, mereka minta saya bantu dana cepat. Saya talangi dulu uangnya, urusan jual beli mobil tetap mereka yang urus, hasil keuntungannya baru dibagi dua,” tambah Rahman.
Meski menjalani dua usaha sekaligus, Rahman mengaku tidak kesulitan mengatur waktu antara mengurus pelanggan bengkel dan melayani transaksi BRILink.
“Kalau ada yang mau transfer, mereka tinggal panggil saja. Kalau saya lagi servis motor, saya berhenti sebentar untuk melayani transaksi, lalu lanjut lagi kerja. Nggak ribet, cepat kok,” terangnya.
Sebagian besar pelanggan BRILink Rahman, menurutnya, adalah para pedagang mobil dan tetangga sekitar yang memiliki aktivitas di luar daerah atau luar negeri.
“Kebanyakan teman dagang dan tetangga. Mereka lebih suka transfer di sini karena malas ke bank. Biasanya transaksi mereka Rp 5 juta ke atas,” ujar Rahman.
Meski demikian, ada juga beberapa pelanggan yang hanya melakukan transfer kecil.
“Kadang ada juga yang transfer Rp 100 ribu atau Rp 200 ribu. Tapi itu jarang. Malah kadang sehari bisa lebih dari 100 transaksi, tergantung kebutuhan orang,” imbuhnya.
Rahman mengungkapkan, pelanggan yang melakukan transfer dalam jumlah besar sering memberinya tip lebih dari tarif yang ia tetapkan.
“Alhamdulillah, hasil dari BRILink ini cukup membantu, termasuk buat biaya sekolah anak saya yang sekarang mondok di Paiton,” tuturnya sambil tersenyum.***
Penulis : Miftahol Hendra Efendi
Editor : Nurus Solehen
Sumber Berita : Redaksi MaduraPost