PAMEKASAN, MaduraPost – Rumah bantuan RTLH di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, sebagian tidak bertahan lama untuk dijadikan tempat tinggal. Kurang lebih hanya berjalan enam tahun rumah bantuan ini ada yang sudah rusak.
Seperti rumah RTLH yang dibangun tahun 2017 milik Ariyanto Santoso (75) warga Kelurahan Jungcangcang, Kota Pamekasan. Meski kerusakan hanya atap rumah yang ambruk, nahas sang pemiliknya yang hidup sebatang kara jadi korban.
Warga sekitar menyaksikan, rumah RTLH rusak tersebut tidak diketahui unsur sebabnya. Termasuk bukan karena faktor cuaca buruk, seperti hujan dan angin kencang.
Pejabat Fungsional Penata Kelola Perumahan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Pemkab Pamekasan Dwi Budayana Eka membenarkan ada rumah bantuan RTLH menelan korban.
Menurutnya pembangunan rumah tersebut, tidak dibangun total seluruhnya. Melainkan hanya untuk memperbaiki tembok rumah, bukan atap rumah.
Anggaran per unit rumah Rp15 juta. Rinciannya Rp2,5 juta untuk ongkos kuli bangunan dan Rp12,5 juta untuk membeli bahan material.
“Mungkin ada kayu rapuh dimakan rayap, namun kami upayakan tahun depan (Ariyanto) mendapat bantuan lagi (alasannya karena hidup sebatang kara),” kata Dwi.
Dari itu, Dwi menyebut kendala penerima bantuan RTLH adalah kadang memasrahkan sepenuhnya kepada pemerintah untuk direnovasi total, tanpa menyediakan dana pribadi.
“Sehingga rumah tidak bisa dibangun maksimal,” ujarnya.***






