PAMEKASAN, MaduraPost – Beberapa realisasi proyek yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2021 di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur banyak terindikasi dikerjakan asal jadi saja.
Salah satu realisasi proyek rehabilitasi ruang kelas sekolah yang lending sektornya dari Dinas Pendidikan yang diduga dikerjakan asal-asalan itu di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 Palengaan gedung bagian utara.
Berdasarkan hasil investigasi Wartawan media ini, realisasi proyek rehabilitasi bagian plafon atau atap ruang kelas di sekolah tersebut nampak jelas ukuran kayu penahan plafon itu sangat kecil dan sepertinya tidak di baut, tapi hanya langsung dipaku. Kemudian, plafonnya hampir semua menggunakan plafon lama.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tak hanya itu, realisasi proyek tersebut sangat terindikasi melanggar Undang-undang Nomer 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik. Sebab, di lokasi proyek tidak ada papan informasinya.
Sehingga pada realisasi proyek rehabilitasi ruang kelas tersebut tidak jelas berapa anggarannya dan terkesan disengaja oleh pelaksana agar tindakan penyimpangannya tidak nampak.
Selain itu, dalam realisasinya (proyek DAK, red) khususnya yang direalisasikan terhadap gedung sekolah SMP di Pamekasan itu disinyalir sangat kurang pengawasan dari pihak Disdik.
Maka dari menurut Abdul Basit selaku Ketua Forum Aspirasi dan Advokasi Masyarakat (FAAM) Koord Madura Raya mengatakan, kalau realisasi proyek rehabilitasi ruang kelas di SMP tersebut sangat terindikasi dikerjakan asal jadi saja.
“Hal itu terjadi, dikarenakan kurangnya bahkan tidak adanya pengawasan dari pihak Disdik. Sehingga pelaksanaan sewenang-wenang melakukan penyimpangan,” tegasnya, Kamis (9/9/2021).
Pihaknya memastikan akan segera berkoordinasi dengan pihak inspektorat dan penegak hukum lainnya.
“Realisasi proyek seperti itu tidak bisa dibiarkan,” katanya.
Kemudian sampai berita ini ditayangkan belum ada konfirmasi resmi dari Kabid SMP se-kabupaten Pamekasan Rifa’i. Sebab saat dihubungi untuk dikonfirmasi hal itu ia hanya bilang “Nanti saya akan hubungi,” kata Rifa’i saat dihubungi via WhatsApp-nya.
Diketahui, berdasarkan informasi yang dihimpun oleh Wartawan MaduraPost, proyek tersebut milik Syukkur.