SUMENEP, MaduraPost – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan terobosan untuk dunia pendidikan.
Disdik Sumenep menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) bertajuk Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) di Hotel Asmi, Sumenep.
Kegiatan tersebut diposisikan sebagai bagian dari upaya mempercepat adaptasi pendidik terhadap arus teknologi yang terus berubah cepat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bimtek ini menyasar kelompok kunci dalam penyelenggaraan pendidikan guru dan kepala sekolah yang diharapkan menjadi garda terdepan dalam mentransformasi cara belajar mengajar di era digital.
Dalam sambutan pembuka yang disampaikan oleh Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Akhmad Fairuzi, mewakili Kepala Disdik, Agus Dwi Saputra, ditekankan urgensi untuk bergerak cepat dalam menyongsong era disrupsi digital.
“Di tengah derasnya arus teknologi informasi, kita tidak bisa lagi melangkah pelan. Pendidikan harus responsif, inovatif, dan mampu mengantisipasi perubahan. Koding dan kecerdasan artifisial bukan sekadar tools, tetapi sudah menjadi pusat dari paradigma baru pendidikan,” ungkap Fairuzi saat menyampaikan sambutan tertulis Kadisdik Agus, Sabtu (14/6).
Ia juga menjelaskan, bahwa pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari kebijakan nasional yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, yang menempatkan literasi digital sebagai salah satu fondasi utama dalam agenda transformasi pendidikan.
Koding dan AI, lanjutnya, kini bukan lagi sesuatu yang futuristik, melainkan kebutuhan mutlak demi mempersiapkan siswa menghadapi tatanan global yang berbasis teknologi tinggi.
Menariknya, program ini tidak hanya difokuskan pada sekolah-sekolah yang menjadi target program pusat.
Disdik Sumenep mengambil inisiatif untuk menjangkau sekolah-sekolah di luar daftar sasaran agar tidak ada yang tertinggal dalam proses modernisasi pendidikan.
“Kami ingin memastikan bahwa tidak ada guru ataupun siswa yang luput dari kesempatan untuk memahami dan menguasai teknologi. Semua harus punya akses dan kesempatan yang sama,” tegas Fairuzi.
Tak hanya soal transfer pengetahuan teknis, Bimtek ini dirancang sebagai wadah pembentukan paradigma baru di kalangan pendidik.
Peserta diajak memahami bahwa koding bukan sekadar bahasa komputer, melainkan cara berpikir yang sistematis dan logis, sementara AI telah menyatu dalam struktur kehidupan masa kini.
“Seorang guru tidak cukup hanya tahu cara memakai teknologi. Ia harus mampu menjadi navigator, yang mengarahkan pemanfaatan teknologi dengan bijak, kreatif, dan sesuai dengan konteks pembelajaran,” tukasnya.***
Penulis : Miftahol Hendra Efendi
Editor : Nurus Solehen
Sumber Berita : Redaksi MaduraPost