SURABAYA, MaduraPost – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Surat Edaran Nomor : 443/12475/436.7.2/2021 tentang Kewaspadaan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), edaran itu dimaksudkan untuk mencegah penyakit DBD di Surabaya karena sudah masuk musim hujan.
Dalam membasmi penyakit DBD, Pemkot Surabaya telah menyiapkan beberapa Puskesmas dan 26.421 tenaga kesehatan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta masyarakat hati-hati dan waspada terhadap penyakit yang biasa terjadi di musim hujan, yaitu DBD.
“Melalui SE itu saya sudah meminta untuk menggerakkan masyarakat atau anggota di masing-masing institusi dalam upaya peningkatan kewaspadaan terhadap penyakit DBD di Kota Surabaya, karena memasuki musim penghujan,” kata Eri, Kamis (4/11/2021).
Eri menyatakan, langkah 3M Plus merupakan upaya pengusiran nyamuk agar tidak bertumpuk di sarangnya. Selain itu, kamar mandi juga harus dibersihkan secara berkala, terutama kotoran air yang membekas di bak mandi yang cenderung mengundang nyamuk datang dan bertelur.
Selanjutnya, gunakan atau kelola kembali barang bekas yang bisa menyimpan air di sekeliling rumah, sehingga nyamuk bisa mengelilingi air yang tadi disimpan. Pakai alat pengusir nyamuk atau menggunakan obat anti nyamuk, di dalam bak mandi pelihara ikan agar sarang nyamuk bisa hilang dengan sendirinya, tanam tumbuhan pengusir nyamuk, rutin juga melakukan penggantian air vas bunga.
“Saya juga minta untuk melaksanakan gerakan satu rumah atau gedung 1 Jumantik (G1R1J) dengan melibatkan kader kesehatan atau karyawan institusi untuk memantau dan memastikan tidak ada jentik di lingkungan masing-masing, termasuk lapangan atau tanah kosong dan fasilitas umum lainnya,” tuturnya.
Eri Berpesan, semua pihak untuk menggiatkan sosialisasi dan penyadaran tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, baik di dalam rumah dan di halaman. Untuk kegiatan sosialisasi terkait pentingnya pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus secara berkelanjutan, agar mata rantai penularan DBD terputus.
Dirinya mengingatkan, strategi fogging bukan langkah pencegahan satu-satunya untuk memberantas nyamuk, karena hanya membunuh nyamuk dewasa bukan jentik atau telurnya.
“Tolong segera membawa ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya apabila ada keluarga atau masyarakat yang menunjukkan gejala DBD, dan melaporkan ke Puskesmas terdekat untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi. Saya juga meminta warga untuk membantu kelancaran kegiatan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan fokus apabila ada kasus DBD di suatu wilayah,” pinta Eri.
Eri menambahkan, rangkaian pencegahan penularan penyakit DBD wajib dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Meskipun angka kasus pandemi Covid-19 sudah mulai melandai, tetapi bukan mengabaikan prokes, karena sekarang situasi masih di tengah pandemi.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita juga mengimbau, untuk memberantas dan mencegah penyakit DBD, keterlibatan semua pihak sangat dibutuhkan di tiap-tiap wilayah. Mulai dari tingkat RT, RW, Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan dari unsur kecamatan, juga kepada semua kader kesehatan yang tersebar di Kota Surabaya.
“Jumlah petugas Puskesmas yang diturunkan sesuai dengan jumlah penanggung jawab PSN di wilayah binaan yang ada di setiap kelurahan, rata rata 2-3 orang per RW di bantu RT/RW setempat. Selain itu, kami melibatkan sebanyak 26.421 kader kesehatan untuk bergerak hingga ke rumah-rumah warga. Melalui cara ini, semoga DBD di Surabaya bisa ditekan,” tukasnya.