SAMPANG, MaduraPost – Bupati Sampang Slamet Junaidi menyinggung aksi demonstrasi yang berujung ricuh di Alun-alun Trunojoyo beberapa hari lalu. Hal itu disampaikan saat menghadiri malam puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 yang digelar oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sampang, Jumat (31/10/2025).
Dalam acara yang dihadiri Wakil Bupati Sampang KH Ahmad Mafudz, Ketua PCNU KH Itqon Busiri, dan sejumlah ulama tersebut, Slamet Junaidi menyinggung soal kerusakan fasilitas umum (fasum) yang terjadi saat aksi warga pada 28 Oktober lalu.
“Penyampaian aspirasi itu diperbolehkan. Tapi ketika sudah terjadi perusakan, berarti itu bukan orang Sampang,” ujar Slamet Junaidi dalam video yang diunggah oleh akun TikTok @PetualangSamsul.
Pernyataan itu disampaikan di hadapan jamaah yang hadir di Alun-alun Trunojoyo dan disambut riuh tepuk tangan. Dalam video yang telah ditonton ribuan kali dan disukai ribuan pengguna tersebut, Bupati Sampang juga tampak memberi instruksi langsung kepada Kapolres Sampang AKBP Hartono.
“Maka tugas Kapolres adalah menyelesaikan seluruhnya. Pak Kapolres siap?” katanya dalam potongan video itu.
Namun, pernyataan Slamet Junaidi justru memicu beragam tanggapan di media sosial. Beberapa warganet menganggap pernyataannya terkesan melempar tanggung jawab, sementara yang lain mendukung langkah penegakan hukum bagi perusak fasilitas umum.
“Gimana ceritanya ini kok malah masyarakatnya yang disalahkan, sedangkan bupati tak bertanggung jawab?” tulis akun @PutraZaky dalam kolom komentar.
Sementara akun @babyshopdz menulis sindiran bernada politik:
“Kalau yang merusak demokrasi desa itu bukan orang Sampang tapi orang Bogor, segera tangkap juga, Pak Kapolres.”
Ada pula komentar yang mendukung langkah tegas aparat penegak hukum.
“Tangkap, Pak. Hukum,” tulis akun @RizkiAlfarizi.
Seperti diketahui, aksi demonstrasi ribuan warga pada 28 Oktober 2025 lalu menuntut kejelasan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Kabupaten Sampang berakhir ricuh. Sejumlah fasilitas umum di sekitar Alun-alun Trunojoyo mengalami kerusakan setelah bentrokan antara massa dan aparat kepolisian.






