PAMEKASAN, MaduraPost — Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya, bersama rombongan, menyambangi Wakil Rais PBNU, KH. Muhammad Muddatstsir Badruddin, di kediamannya Kompleks Pondok Pesantren (PP) Miftahul Ulum Panyeppen, Potoan Laok, Palengaan, Pamekasan, Sabtu siang (05/03/2022).
Selain Gus Yahya, tampak juga Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU (KH. Saifullah Yusuf), KH. Abd. A’la (Syuriah PBNU) bersama KH. Amin Said Husni (Wakil Ketua PBNU). Rombongan ditemui langsung oleh Kiai Muddatstsir didampingi KH. Syafiuddin (Rais Syuriah PCNU Sampang), KH. Taufik Hasyim (Ketua PCNU Pamekasan), K. Muchlis Nasir (Ketua MWCNU Palengaan) serta kiai-kiai lain.
Kiai Muddatstsir saat menyampaikan sambutannya, mengaku sangat terhormat dan senang didatangi rombongan PBNU. Bahkan, menurut Kiai Muddatstsir, rombongan tersebut merupakan tamu yang lebih terhormat di banding presiden.
“Karena NU organisasi terbesar di dunia. Dan menurut saya, beliau (Gus Yahya, Red) ini merupakan mujaddid NU, karena Allah dalam setiap pengujung abad, pengujung seratus tahun, akan mengutus mujaddid. Jadi, bagi saya beliau ini mujaddid NU,” ucap alumnus Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur ini.
Di akhir sambutannya, Kiai Muddatstsir berpesan kepada Gus Yahya dan segenap pengurus NU yang hadir pada kesempatan itu agar berkeyakinan NU ke depan akan semakin baik dan maju. Karena di akhir zaman, lanjut Kiai Muddatstsir, fitnah akan semakin besar. Oleh karena itu, para kader NU harus yakin, semua kebijakan NU tidak akan menabrak ajaran agama, yakni sunah Rasulullah dan Kitab Allah.
“Ansor, pengurus-pengurus NU, PCNU, yakinlah NU ke depan akan lebih baik,” pungkas Kiai Muddatstsir.
Dalam kesempatan yang sama, Gus Yahya menyampaikan kepada Kiai Muddatstsir, tujuan utama kedatangannya hanya silaturahim. Tidak lebih.
“Jadi, seharusnya tidak usah ada suguhan seperti ini, Kiai,” ucap Gus Yahya.
Lebih lanjut, Gus Yahya menjelaskan kepada Kiai Muddatstsir, banyak Duta Besar negara-negara sahabat yang hendak sowan ke PBNU, tapi sampai saat ini masih belum bisa ditemui semua, pasalnya banyak agenda PBNU yang harus diselesaikan.
“Sejak tanggal 27 Desember, Kiai, meski kepengurusan PBNU belum terbentuk, sudah banyak Duta Besar negara-negara sahabat yang ingin datang ke PBNU. Tapi belum bisa saya temui. Hanya beberapa saja yang bisa ditemui. Bahkan, kemarin sempat sehari dua Duta Besar yang datang ke PBNU. Dubes tertarik untuk datang, karena diarahkan pemerintahan masing-masing untuk berbicara dengan NU terkait permasalahan global, seperti runtuhnya tertib internasional,” tutur Gus Yahya.
Lebih satu jam pertemuan itu berlangsung santai dan penuh canda. Agenda ditutup pembacaan doa oleh Kiai Muddatstsir.






