SUMENEP, Madurapost.id – Perayaan hari jadi ke-751 kota berlambang kuda terbang Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, sedikit berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Hal itu disebabkan dengan masa pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih melanda Indonesia. Sumenep sendiri terdampak Virus Corona sejak bulan Maret 2020 lalu.
Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Sumenep, Bambang Irianto, mengatakan bahwa sebenarnya telah merencanakan jika akan ada penampilan 1000 topeng dalang untuk menyemarakkan hari jadi Kabupaten ujung timur Pulau Madura itu.
“Seandainya ini tidak dalam masa pandemi, ini akan ada penampilan 1000 topeng dalang. Tapi karena di masa pandemi rencana penampilannya kita ubah secara virtual,” kata Bambang saat dikonfirmasi di kantornya oleh Madurapost.id, Senin (14/9).
Pihaknya menerangkan, dari perbedaan semarak hari jadi kota Sumenep tahun ini, baik beberapa penampilan dan utamanya pagelaran rentetan acara selama satu bulan itu, akan berlangsung dibeberapa titik.
“Tetap ada penampilan dibeberapa wilayah yang sifatnya menyebar di sisi barat, timur, selatan, dan utara, kota Sumenep. Konsep awal memang begitu,” terangnya.
Jika tahun 2019 lalu terpusat di depan masjid jamik dan jantung kota, tahun ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep lebih memilih melaksanakan semarak hari jadi dengan virtual. Bukan tanpa alasan, demi mengikuti protokol kesehatan dan menekan penyebaran Covid-19.
Bambang juga mengatakan, apabila dalam pemetaan wilayah untuk penampilan topeng dalang tersebut hanya akan berlangsung di kawasan daratan saja.
“Kalau dari kepulauan ini memang disatu sisi geografis cukup jauh. Tapi untuk pelaksanaan tahun sekarang cukup di daratan,” ucapnya.
Disamping itu, penampilan topeng dalang nanti, pihaknya membocorkan bahwa para pegiat seni lainnya akan ikut serta mengisi beberapa penampilan.
“Secara tekhnis titik beratnya ada pada penampilan topeng dalang. Walaupun nanti dibeberapa kesempatan ada penampilan kesenian lainnya. Kita sudah bicara banyak dengan perwakilan para seniman, insyaallah nanti kita libatkan,” bebernya.
“Semua seniman akan kita libatkan di penampilan itu. Misal seniman Millenial ada akustik, seniman lain ada ludruk, dan lainnya,” tambahnya.
Perbedaan lainnya terletak di pelaksanaan penampilan. Bambang menuturkan bahwa dalam kegiatan itu ditargetkan jangka waktu setengah bulan sudah selesai.
“Karena titik penampilannya menyebar, tidak mungkin satu bulan. Nanti kita akan perbincangan dengan tim kreatif,” timpalnya.
Pihaknya berharap, agar masyarakat nantinya bisa mengikuti kegiatan dengan tetap mengikuti Protokol Kesehatan (Prokes).
“Meski pelaksanaannya tak memungkinkan, karena situasi tidak menghendaki. Perayaan simbolik tetap akan dilaksanakan,” tuturnya.
Meski begitu, Bambang enggan memberitahukan segenap anggaran pada perayaan hari jadi kota Sumenep tersebut.
“Yang jelas sudah kami rencanakan jauh-jauh hari terkait anggaran itu,” pungkasnya.
Diketahui, hari jadi kota Sumenep yang ke-751 tersebut tercatat pada tanggal 27 Oktober, dan akan dirayakan tahun 2020 ini dengan nuansa yang berbeda. (Mp/al/rus)