SUMENEP, MaduraPost – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A), tengah mempersiapkan peluncuran program Sekolah Rakyat pada bulan Agustus mendatang.
Program ini merupakan bagian dari inisiatif Kementerian Sosial Republik Indonesia. Mustangin, Kepala Dinsos P3A Sumenep mengungkapkan, bahwa pihaknya telah melakukan survei lokasi di kawasan SKD (Sentra Kegiatan Desa) Kecamatan Batuan, yang akan dijadikan tempat pelaksanaan.
“Saat ini kami masih fokus pada tahap renovasi gedung SKD. Proses perbaikannya melibatkan koordinasi langsung dengan Dinas PUTR karena menyangkut infrastruktur bangunan,” jelas Mustangin, Jumat (11/7).
Meski demikian, Mustangin menyebutkan bahwa proses penjaringan siswa menghadapi tantangan tersendiri. Hal itu disebabkan oleh telah dimulainya tahun ajaran baru, sehingga sebagian besar anak telah lebih dulu mendaftar ke sekolah formal.
“Memang ada kendala dalam perekrutan siswa oleh para pendamping PKH, karena anak-anak sudah lebih dulu masuk sekolah umum. Namun, pelaksanaan Sekolah Rakyat 1C di Sumenep tetap kami pastikan berlangsung, bersamaan dengan peluncuran serentak secara nasional oleh Presiden, yang dijadwalkan sekitar bulan Agustus,” terangnya memaparkan.
Menurut Mustangin, peran Dinas Pendidikan dalam program ini adalah menyediakan tenaga pendidik. Sementara itu, proses seleksi dan pendataan siswa dilakukan oleh para petugas PKH dengan menggunakan basis Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
“Sasaran dari program ini adalah anak-anak dari keluarga yang tergolong miskin ekstrem, tidak tercatat dalam sistem Dapodik, serta mereka yang sebelumnya telah berhenti sekolah. Syarat lainnya, orang tua mereka harus bersedia ketika didata oleh petugas PKH,” lanjutnya.
Ia menambahkan, sebenarnya terdapat banyak anak yang memenuhi kriteria tersebut. Namun, keikutsertaan tetap bergantung pada kemauan anak itu sendiri untuk bergabung dalam program Sekolah Rakyat.
“Jumlah data yang kami miliki cukup besar. Tapi pada akhirnya kembali ke anak itu sendiri, apakah mereka bersedia ikut belajar di Sekolah Rakyat,” tegasnya.
Target yang ditetapkan oleh Pemkab Sumenep untuk program ini mencakup dua rombongan belajar, masing-masing terdiri dari 50 siswa tingkat sekolah dasar dan 50 siswa tingkat sekolah menengah pertama.
“Kami optimistis dua target bisa tercapai, yaitu selesainya renovasi bangunan dan terpenuhinya kuota siswa. Kalau salah satu tidak terealisasi, tentu akan menyulitkan pelaksanaan secara keseluruhan,” tutup Mustangin.***






