PAMEKASAN, Madurapost.id – Manajemen RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan, mengklarifikasi tudingan Anggota DPRD Al-Anwari terkait pelayanan buruk rumah sakit. RSUD memastikan bahwa semua pasien terlayani baik dan mendapatkan hak yang sama.
Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan Sri Ayuda Ningsih mengatakan, pelayanan di internalnya jarang atau sulit mendapatkan penilaian puas dari pasien. Meski demikian, ia berterima kasih telah dikoreksi.
Dia merespons santai soal tudingan ada pasien dari keluarga dewan tidak terlayani baik. Ia menyarankan bahwa jadi pasien harus sabar dan optimis dengan pelayanan medis.
“Teman-teman medis kan tidak hanya satu orang pasien yang dilayani. Ada pasien lain. Saat itu pasien lain juga ada yang butuh pertolongan cepat. Otomatis yang kami duhulukan adalah pasien yang lebih awal datang,” tutur Sri lewat via telepon, Sabtu (26/9/2020).
Menurutnya, keluarga anggota dewan tersebut sudah terlayani. Bahkan proses laboratorium sudah disegerakan. Hanya saja mereka keburu mendadak pergi.
“Karena kalau urusan BPJS otomatis pasiennya harus tahu bagaimana kepesertaanya di BPJS. Kami saja kalau mau tahu hal pemeriksaan harus menunggu,” ujarnya.
Sebelumnya, Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sekaligus anggota DPRD Pamekasan, Jawa Timur, memprotes pelayanan RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan.
Dewan tersebut diketahui bernama Al-Anwari. Ia tampak kecewa dengan pelayanan rumah sakit plat merah ini setelah membawa keluarganya yang sedang sakit dan hendak ingin periksa.
Sikap protes tersebut disampaikan lewat sosial media (sosmed) berupa facebook di akun miliknya. Postingan status ini baru diunggah pada Jumat (25/9) pagi. Hingga kini sudah disukai 894 orang, dengan komentar 1.045 dan 476 kali dibagikan.
Dalam statusnya, Al-Anwari bercerita bahwa pada Kamis (24/9) anaknya harus dirujuk ke rumah sakit, setelah mengalami sakit selama lima hari. Namun dalam proses pemeriksaannya, ia menggunakan kartu BPJS.
Al-Anwari bersedia status facebook-nya tersebut diviralkan. Ia menyampaikan kronologi pelayanan rumah sakit di Jalan Panglegur tersebut.
“Kendala pertama saat saya daftar di BPJS, kartu anak saya katanya invalid. Lalu saya menghadap Pak Dirut, dan meminta stafnya untuk dibantu,” kata Al-Anwari.
Setelah itu, ia mengikuti intruksi untuk sementara kartu BPJS diproses. Ia cukup lama menunggu. Bahkan hampir satu jam. Persoalan kartu BPJS ini baru selesai setelah pihaknya menelepon staf DPRD untuk ke RSUD dan menyelesaikannya dengan pihak BPJS.
“Yang paling menyakitkan ada karyawan RSUD yang bilang, masak cuma sakit seperti ini di bawa ke sini,” lanjutnya.
Karena kurang dilayani, Al-Anwari akhirnya marah. Ia beranjak pergi meski hasil laboratorium darah anaknya belum keluar. Kemudian ia mendatangi rumah sakit di Sumenep yang dokter medisnya adalah mantan Kepala Dinkes Sumenep, dr. Susianto.
“Kalau orang seperti saya diperlakukan seperti ini, bagaimana ketika rumah sakit melayani para petani dan buruh? Saya ingat kata-kata konstituen yang konon sering mendapat pelayanan kurang baik dari rumah sakit. Artinya pelayanan rumah sakit menyangkut nyawa orang,” ungkapnya.
(mp/red)