PAMEKASAN, MaduraPost – Kepala Desa Batukerbuy, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan, Wulandari Utami Putri, angkat bicara soal bangkai ikan hiu tutul yang masih belum dievakuasi dan jadi spot foto oleh banyak warga.
“Kemarin pihak terkait dibantu warga sudah turun untuk mengevakuasi bangkai ikan tersebut ditarik pakai mobil truk, akan tetapi gagal,” kata Wulandari kepada MaduraPost, Sabtu (3/2).
Meski demikian, lanjut Wulandari, bangkai hiu itu bagaimanapun caranya, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk sesegera mungkin mengevakuasinya. Sehingga bangkai tersebut tidak membuat cemar lingkungan yang berdampak pada aktivitas masyarakat.
“Intinya desa nanti akan berupaya semaksimal mungkin untuk cepat mengevakuasi,” tuturnya.
Sebelumnya, seekor ikan hiu jenis tutul berukuran kurang lebih tiga meter dengan berat satu ton lebih, terdampar di pesisir pantai di Desa Batukerbuy, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
Parahnya, mamalia laut yang ditemukan terdampar sejak Kamis (1/2) itu hingga kini belum dievakuasi. Akibatnya banyak warga berdatangan dan jadi tontonan sport berswafoto.
Tokoh Masyarakat Desa Batukerbuy Hariyanto Waluyo mengatakan, bangkai ikan hiu tersebut tidak bisa dibiarkan. Karena akan jadi virus racun dan berdampak pada lingkungan. Dari itu ia meminta pemerintah setempat untuk turun mengevakuasi.
“Bangkai ikan hiu bukan tidak mengganggu, ini sangat mengganggu. Sebagai tokoh tentu kami juga memikirkan dampak kepada lingkungan dan masyarakat,” kata Hariyanto.
Mantan Anggota DPRD Pamekasan ini menyampaikan, dampak bangkai ikan tersebut selain terasa bau kurang enak, di sisi lain akan juga berdampak pada tambak udang sekitar yang jadi mata pencaharian warga.
“Ini tidak hanya dirasakan desa setempat, desa lain ini juga tedampak, makanya meminta pemerintah setempat untuk melakukan langkah teknis agar bangkai ikan hiu bisa segera dievakuasi,” ujarnya.
Mantan Kades Batukerbuy tersebut mengungkapkan, desa setempat siap memfasilitasi tempat lahan penguburan bangkai, apabila hal tersebut dibutuhkan. Sehingga tidak berdampak buruk pada ekosistem laut dan lingkungan.
Menurutnya, upaya untuk mengevakuasi bangkai ikan tersebut sebelumnya pernah dilakukan oleh Muspika Kecamatan Pasean, akan tetapi gagal, karena faktor minimnya alat berat seperti ekskavator. Sebab meski sudah diupayakan untuk ditarik ke tengah, perahu atau kapal gagal mengavakusi.
“Sehingga ini bangkai ikan bisa didatangi alat berat untuk di kubur di tepi darat pantai,” ungkapnya.***






