SUMENEP, MaduraPost – Kepala Desa Galis di Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, belum memberikan pernyataan apa pun terkait mencuatnya dugaan penyimpangan kewenangan dalam proses pencairan bantuan sosial.
Polemik ini mencuat setelah beredarnya rekaman suara berdurasi lebih dari dua menit di sejumlah grup WhatsApp warga.
Dalam rekaman itu terdengar suara seorang perempuan yang diduga meminta para penerima bantuan menarik dana mereka melalui agen yang ia tunjuk.
Suara tersebut juga mengaku dapat mencoret penerima bantuan dari daftar jika arahan itu tidak diikuti. Potensi ancaman dalam rekaman ini menimbulkan keresahan di kalangan keluarga penerima manfaat.
“Kami takut kalau tidak ikut arahan, nanti tiba-tiba nama kami dihapus,” ujar seorang warga yang enggan disebut namanya, Senin (10/11).
Perempuan dalam rekaman disebut warga berinisial F, meski keterkaitan resminya dengan struktur Desa Galis belum dapat dipastikan. Sejak rekaman itu meluas, F sudah coba dihubungi oleh sejumlah wartawan.
Dalam sambungan telepon pada Sabtu (8/11/25), seorang perempuan yang diyakini sebagai F sempat menjawab singkat,
“Halo, iya benar.” Tak lama kemudian, suara anak kecil terdengar menggantikan.
“Nggak ada mama, ini HP-nya dipegang aku. Mama nggak ada, nanti aku bilang ke mama,” kata anak itu lebih lanjut.
Pergantian suara mendadak tersebut memunculkan dugaan bahwa F menghindari permintaan klarifikasi. Hingga kini tidak ada penjelasan resmi yang diberikan kepada publik.
Sementara itu, Kepala Desa Galis, Akhmad Syafri Wiarda, yang diharapkan dapat memberikan penjelasan atas isu yang berkembang, juga belum merespons.
Beberapa kali dihubungi melalui panggilan telepon maupun pesan singkat, tidak ada jawaban sampai berita ini ditayangkan.
Diamnya pihak desa membuat warga semakin khawatir. Ketidakjelasan mengenai prosedur pencairan bansos dan isu tentang kemungkinan pengondisian akses bantuan semakin menambah ketegangan di tengah masyarakat.***






