SUMENEP, MaduraPost – Suasana halaman Kantor Bupati Sumenep pagi itu dipenuhi ratusan peserta dari berbagai unsur, pejabat pemerintahan, tokoh adat, pelajar, hingga jajaran Forkopimda.
Mereka berkumpul untuk mengikuti upacara peringatan Hari Jadi ke-756 Kabupaten Sumenep, yang tahun ini digelar bersamaan dengan Hari Sumpah Pemuda ke-97 dan Hari Ulang Tahun ke-80 Provinsi Jawa Timur.
Upacara tersebut berlangsung khidmat dengan nuansa budaya lokal yang kental. Sejak prosesi dimulai, seluruh rangkaian kegiatan menggunakan bahasa Madura.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal ini menjadi penegasan bahwa identitas daerah tetap dijaga dan menjadi fondasi kuat dalam perjalanan Sumenep menuju masa depan.
Wakil Bupati (Wabup) Sumenep, Imam Hasyim, yang bertindak sebagai inspektur upacara, menekankan pentingnya menjadikan tradisi sebagai kekuatan pembangunan.
“Tema tahun ini, Ngopene Soengenep, bukan hanya slogan. Ini seruan agar kita semua menjaga bahasa, kesenian, dan kebiasaan masyarakat Sumenep supaya tidak terkikis zaman,” kata Wabup Imam, Jumat (31/10).
Ia menambahkan, pelestarian budaya bukan sekadar upaya mempertahankan romantisme masa lalu, melainkan menjadi sumber inovasi dan ekonomi kreatif yang berdaya saing.
“Pemerintah berkomitmen menautkan tradisi lokal dengan sektor pendidikan, pariwisata, dan ekonomi kreatif agar tumbuh dari akar kearifan yang kita miliki,” lanjutnya.
Prosesi upacara dimulai dengan pengibaran bendera merah putih, diikuti pembacaan teks Pancasila serta UUD 1945.
Keunikan acara terlihat dari doa dan naskah upacara yang dibacakan dalam bahasa Madura, memperkuat kesan bahwa pelestarian budaya menjadi pendekatan utama dalam komunikasi publik Pemerintah Kabupaten Sumenep.
Dalam kesempatan itu, Wabup Imam juga mengajak berbagai elemen, termasuk perguruan tinggi, komunitas seni, serta kaum muda, untuk menjadi penggerak utama dalam transformasi budaya.
Menurutnya, warisan lokal tidak cukup hanya dilestarikan, tetapi juga perlu dimanfaatkan secara produktif.
“Generasi muda hari ini memiliki tanggung jawab ganda: menjaga nilai-nilai budaya dan mengolahnya menjadi kekuatan ekonomi yang berkelanjutan,” tuturnya.
Penyatuan momentum Hari Sumpah Pemuda ke-97 di tengah peringatan Hari Jadi Sumenep, kata Wabup Imam, memiliki makna simbolis yang mendalam.
“Ini menjadi pengingat bahwa semangat kebersamaan dan persatuan nasional tidak bisa dipisahkan dari identitas daerah. Keduanya harus berjalan seiring untuk membangun masa depan,” pungkasnya.***
Penulis : Miftahol Hendra Efendi
Editor : Nurus Solehen
Sumber Berita : Redaksi MaduraPost






